Minggu, 24 November 2024

KARYA PUISI OLEH SISWA-SISWI SMKN 3 GOWA (Part 2)

1.     Bayangan di Bawah Pohon

Karya: Ikhsan putra

Di bawah pohon rindang itu,

Aku menunggu bayanganmu tiba.

Angin berbisik lembut,

Menyampaikan cerita tentang kita.

Kau datang dengan senyum senja,

Mengusik sunyi dalam hati.

Tak ada kata yang perlu diucap,

Hanya suara dedaunan jatuh yang menyapa.

Kita adalah rahasia alam,

Yang tak terungkap oleh waktu.

Dalam hening, kita bercengkerama,

Menyulam mimpi dari benang cahaya.

Bayangan kita menari di atas rumput,

Tak terikat pada kenyataan.

Hanya di sini, di bawah pohon ini,

Kita bebas menjadi kita.

Ketika malam perlahan tiba,

Bayanganmu memudar bersama senja.

Namun aku tahu, esok pagi,

Kau akan kembali, bersama angin pagi.

 

 

 

 

2.     Zaman dan Kita

Perubahan adalah sebuah keniscayaan

berbenah dalam langkah itu keharusan

Bagaimana kita masa depan

Tergantung Seperti apa kita hari ini

Gerak laju putaran roda-roda zaman

detakan bunyi mesin waktu

Tak akan mau peduli kondisi yang ada

Dan tak mungkin menunggu kita berbuat

Ketika Almanak telahpun tanggal

jatuh terurai satu persatu

Akan mungkin sedikit masa buat kita

Akankah semua itu berlangsung

Sementara kita hanya bisa Diam Terpaku

menjadi penonton yang sepi

Tanpa aksi dan Raihan

Sesuatu yang sangat tak punya arti

Jadilah pemain di dalam serunya drama hidup

lakonilah sebuah peran yang berkarakter

buatlah itu indah ,,, Buatlah itu sempurna

walau mungkin kesempurnaan tak akan pernah hadir di muka bumi

Tapi yang pasti kita telah berusaha dan berbuat

Puisi BY ABD GAFFAR LUTHFI

 

3.     SMEKTIG YANG ANGGUN

Setibanya aku di gerbang sekolah

Di sekitar nampaklah begitu indah

Dengan bunga yg mekar warna warni

Bersih ,, sejuk di pandang mata

SMEKTIG itu namanya ,, Tempatku menimbah ilmu, Sekolah yang terunggul

Sekolah penuh kasih sayang dan damai

SMEKTIG adalah rumah kedua bagiku

Ruang kelas yang rapi

Ada kenyamanan dalam belajar

Tali kasih antara guru dan siswa  menciptakan kedamaian

Meretas dan membina masa depan

Mari jaga sekolah ini

Kita rawat dan kawal bersama

Agar selalu abadi dalam keindahannya

Agar selalu unggul dan tersohor

Puisi by yusuf

4.     “JEJAK DI SEKOLAH”

Diantara tembok dan papan tulis,sekolah adalah

rumah kedua bagi jiwa muda,disini canda tawa

bersatu dengan pelajaran.menjadi saksi

perjalan impian dan cita

Dilorong-lorong yang ramai penuh semangat,

Teman-teman dan guru saling berbagi ilmu

Setiap hari adalah halaman baru yang terbuka

Menulis kisah tentang usaha dan harapan

Di meja dan kursi,kenangan tak terhitung

Setiap sudut mengingatkan pada kebersamaan

dalam pelajaran dan ujian,kita belajar arti kesabaran

kerja keras,dan kebersamaan

saat bel berbunyi,hari hari berlalu namun

jejaknya tertinggal dalam hati,sekolah

tempat di mana dunia di mulai,dan setiap lamgkah

kecil membentuk masa depan

 

 

 Puisi by yusuf

 

 

5.     “DIBAWA CAHAYA CINTAMU”

Kamu adalah bintang di malam yang gelap,

Sumber cahaya dalam setiap langkah.

Denganmu,waktu terasa melambat ,

Setiap detik penuh warna dan makna

Tatapanmu adalah keajaiban dalam

Senyummu,aku menemukan rumah .

Cinta kita adalah melodi lembut,

Yang menggema dalam setiap denyut

Saat bersamamu,dunia terasa indah

Tak ada yang lebih berharga dari dirimu.

Kau adalah kisah indah yang ku tulis,

Dengan cinta yang abadi dan tulus.

 

6.     Ibu

Muh Albi Pratama

Oh ibu

Sebuah roh yang tak pernah berakhir

Sebuah tangan yang selalu memegang

Sebuah hati yang selalu memberi.

Dengan kasih sayang dan kehangatan yang tak terbatas

Dia memeluk kita dengan cinta yang tak pernah berakhir

Sebuah pelita yang menerangi jalan kita

Melalui suka dan duka

Melalui malam dan siang.

Dia adalah sosok yang kuat dan berani

Seorang pahlawan yang tak pernah menyerah

Dengan hati yang tulus dan kebaikan yang tak tergoyahkan

Dia adalah bintang yang bersinar terang.

Oh, betapa kita berterima kasih atas semua yang dia lakukan

Untuk cinta dan perhatiannya yang tak pernah berakhir

Dia adalah roh yang tak pernah berakhir

Sebuah ibu, oh ibu, selamanya.

 

 

7.     Nenek

Muh Albi Pratama

Nenek, oh nenek,

Sebuah roh yang tak pernah berakhir Sebuah tangan yang selalu memegang,  Sebuah hati yang selalu memberi.

Dengan kasih sayang dan kehangatan yang tak terbatas

Dia memeluk kita dengan cinta yang tak pernah berakhir

Sebuah pelita yang menerangi jalan kita

Melalui suka dan duka, melalui malam dan siang.

Dia adalah sosok yang kuat dan berani

Seorang pahlawan yang tak pernah menyerah  Dengan hati yang tulus dan kebaikan yang tak tergoyahkan Dia adalah bintang yang bersinar terang.

Oh, betapa kita bersyukur atas semua yang dia lakukan

Untuk cinta dan perhatiannya yang tak pernah berakhir

Dia adalah roh yang tak pernah berakhir   Sebuah nenek, oh nenek, selamanya.

 

8.     Jejak Persahabatan di antara tawa dan cerita malam

Ahmad Adyaksa

Jejak PersahabatanDi antara tawa dan cerita malam

Kita tumbuh dalam pelukan waktu

Meniti langkah di jalan yang kelam

Mencari terang di langit yang biru.

Saat dunia terasa sunyi dan dingin

Kau hadir bagai cahaya pagi

Menghangatkan hati yang merintiha

Membawa harap dalam setiap hari.

Persahabatan bukan hanya kata

Ia adalah jejak di tanah basah

Tertinggal meski badai melandaTetap abadi

tak pernah berubah.

Dalam peluk hangat persahabatan ini

Kita tak takut pada waktu yang pergi

Karena dalam setiap kenangan

Ada kau dan aku, dalam satu harmoni

 

 

9.     ISI HATI ANAK KE 2

Zalfa Suhaemah Putri Mahdira

Ayah, Ibu

Aku juga ingin punya orang tua yang bisa di ajak bercerita, curhat, dan ngobrol setiap hari

Ayah, Ibu

Aku juga pengen seperti anak yang lain yang bisa menjadikan orang tuanya tempat bercerita

Aku tau, aku disini posisinya anak ke 2 yang harus bisa mengerti adek dan kakak

Yang harus mengalah dengan adek

Yang harus mengerti keadaan kakak

Posisi ku emang tak pernah di anggap ya?

Ayah, Ibu

Aku cape di salahin terus

Aku cape karena selalu di sepelekan

Aku juga mau di perhatikan

Aku juga pengen merasakan kasih sayang dari kalian berdua

Mengapa tugas ku selalu mengalah?

Kata ayah "coba mengerti, dia itu kakak mu"

Kata ibu "mengalah dulu ya? kasian adikmu"

Ayah, Ibu

Bukan aku yang berbuat salah, tapi kok aku yang di salahin?

Apa-apa pasti aku yang di omelin

Rasanya aku hanyalah seorang anak yang serba salah

Menjadi njadi seorang anak perempuan yang selalu di salahkan itu sangat menyakitkan

Aku seringkali bertanya-tanya terhadap diriku sendiri, kalau aku mengalah terus siapa yang akan ngertiin perasaanku?

Yang kuat anak ke dua, kalian itu harus mencontoh dan memberi contoh yang baik

Tak mengapa Yah.. Bu..

Walaupun kalian seperti itu aku tetap sayang kalian berdua.

10.TERPESONA DENGAN KEINDAHANMU

Zalfa Suhaemah Putri Mahdira

Sejak awal berjumpa

Aku sungguh terpesona

Kau begitu indah

Kau membuat ku terpukau

Tapi, sikapmu begitu dingin

Aku begitu tidak yakin kita bisa dekat

Tapi apa salahnya mencoba?

Hari pertama kita kenalan

Aku menjadi salah tingkah

Kau membuat ku tersenyum sendiri

Sikap dingin mu itu, aku berhasil melelehkannya

Hadir mu sungguh membawa bahagia

Semenjak bertemu dengan mu, aku merasa seakan dimabuk cinta

Kau menjadi salah satu alasan aku semangat ke sekolah

Gedung sekolah menjadi saksi bisu kisah cinta kita..

 

 

 

 

11.SEMUA TENTANG AYAH

Zalfa Suhaemah Putri Mahdira

Aku selalu dimanja oleh ayah

Selalu dapat apa yang aku mau

Seumur hidup, Ayah tidak pernah memulku

Ayah tidak pernah berkata kasar kepada ku

Walaupun anaknya sudah besar

Ayah masih menganggap anaknya seperti anak kecil

Ayah memang tidak se kaya orang lain

Tapi, Ayah selalu nge usahain apapun untuk anaknya

Ayah tidak pernah menuntut bahwa nilai ku harus bagus

Ayah tidak menyuruh ku harus seperti ini itu

Ayah hanya bilang "jadilah dirimu sendiri, ayah tidak menuntut mu menjadi apa yang ayah mau. cuman satu yang ayah pesan jangan pernah meninggalkan shalat 5 waktu"

Ayah selalu utamakan anaknya

Ayah tidak peduli dengan dirinya sendiri

Ayah tidak pernah membiarkan anaknya merasa kekurangan

Ayah selesai nge usahain, tidak peduli dengan bagaimana capeknya cari uang !

Begitu keras perjuangan mu Ayah

Aku sangat menyayangimu

I love you, Ayah.

 

 

12.PASTI BISA !!

Zalfa Suhaemah Putri Mahdira

Kita usahakan menjadi orang yang berprestasi

Berani untuk maju kedepan

Berani berbicara

Demi membanggakan orang tua

Fokus belajar!

Jangan terlalu pikiran soal cinta!

Jikalau kita sudah sukses, Siapa si yang tidak mau dengan kita?

Kejar dunia pendidikan!

Jangan kejebak dunia percintaan dulu!

Kamu harus bisa buktiin

Bahwasanya kamu juga bisa sukses seperti orang lain

Utamakan pendidikan!

Jangan nge utamain percintaan!

Karena sukses di tangan kita

Jika kita giat belajar dan berusaha untuk mencapainya!

Tetap perjuangkan pendidikan!

Jadilah wanita yang gila prestasi!

Jangan gila lelaki yang tampan dan tajir!

Banggakan lah orang tua mu!

 

 

13.IBUKU DAN DOAKU

Titik Indah

senyuman nya, sosoknya, harum tubuhnya, sangat ku rindukan canda tawa saat bersamanya, bercerita tentang banyak hal padanya tentang hari yang ku lewati

Dia ibuku, ibu aku rindu tidur di pangkuan mu, rindu bercerita hangat padamu, rindu masakan mu, rindu sosokmu

Ibu dialah pahlawan sejatiku, nan idolaku, dia merantau jauh di kampung orang mengais rezeki untuk anaknya hidup sejahtera, dirinya rela tidak makan demi anaknya tidak kelaparan, dirinya rela kehausan demi anaknya tidak kehausan

pagi dan malam dia mengais rezeki hanya dia yang ku punya ibu rumah yang kita tinggali hampa Bu, gelap Bu, sunyi Bu, itu semua karna tidak adanya dirimu tidak adanya sosokmu di sini. Bu aku rindu rindu sekali padamu, aku disini dan ibu disana hanya doa sebagai perantara kita

Semoga rindu ini terbalas kan Bu, semoga kita bisa bertemu di hari yang tepat aku menunggu hari itu Bu, aku berdoa di sujud ku agar tuhan menjagamu melindungi mu dari mara bahaya, sampai jumpa lagi Bu aku merindukan mu sangat rindu

 

14.TEMAN TAMPATKU BERTEDUH

Titik Indah

Kau pergi membawa sejuta kenangan kau pergi tanpa mengajari ku untuk bisa rela mengikhlaskan dan merelakan katakan lah padaku bagaimana caranya, aku melupakan mu

Aku disini kekasihku di temani suara burung yang berkicau, matahari senja yang teduh setelah tatapan mu, tempat di mana kita selalu bermadu kasih saling memberikan kehangatan lewat pelukan, bercanda tawa disaat kita berdua mengalami berbagai hal yang menyulitkan, tempat itu juga yang menjadi saksi bisu asmara kita berdua

Ya aku di sini kekasihku bersama bangku taman itu,sangat hampa disini,di taman ini juga hanya ada aku tak ada lagi kamu yang menemani ku ketahuilah kekasih ku hariku Sangat hampa tanpa adanya dirimu, tanpa kehadiran mu, tanpa kau di sisi ku

Aku menunggu setiap saat ini disini kasihku,Ingat lah kasihku berapa lama pun aku akan menunggu mu tak peduli berapa lama itu aku akan senantiasa menunggumu di tempat ini kasihku jangan lupa untuk menemui ku di tempat ini

Ibu ku

Di relung hati, terukir namamu, Ibu, Sebuah melodi indah, mengalun lembut di telingaku. Kasihmu bagai embun pagi, menyejukkan jiwaku, Menyentuh relung terdalam, menenangkan segala resahku.

Tanganmu, lembut menuntun langkahku yang masih ragu, Suara lembutmu, menenangkan hati yang gundah gulana. Kau bagai mentari, menerangi jalan hidupku, Menyirami benih-benih mimpi, agar tumbuh subur dan berbuah.

Keringatmu menetes, demi kebahagiaan anak-anakmu, Pengorbananmu tak ternilai, tak terbalas olehku. Doamu selalu menyertaiku, menjadi penuntun di setiap langkah, Menjadi cahaya di tengah gelap, menuntun aku ke jalan yang benar.

Ibu, kaulah bintang di langit malamku, Cahaya benderang, menerangi jalanku Cintamu abadi, takkan pernah pudar, Di hatiku, kaulah ratu selamanya, Ibu.

 

15.Lingkungan

Hutan hijau, paru-paru dunia, Menyerap racun, melepaskan udara segar. Sungai mengalir, membelah bumi pertiwi, Menyediakan air, untuk kehidupan yang berbinar.

Laut biru, luas dan dalam, Menyimpan jutaan makhluk hidup, Terumbu karang, rumah bagi ikan-ikan, Keindahan alam, yang tak ternilai harganya.

Namun kini, alam merintih kesakitan, Polusi udara, mencemari langit biru. Sampah berserakan, mencemari sungai dan laut, Hutan gundul, tak lagi meneduhkan bumi.

Marilah kita jaga, lingkungan yang kita cintai, Tanam pohon, kurangi polusi, Buang sampah pada tempatnya, Agar bumi tetap lestari, untuk generasi mendatang.

by:muhammad risal

 

16.CAHAYA

By:Muh. Ataya Risqula Saputra

Aku mencari diri ini

Yang hilang di balik bayang

Samarnya menakutkan

Hingga meringis tajam kesakitan

Diantara gelapnya bayang-bayang

Ganasnya kegelapan

Kau bagaikan Theia

Yang menghangatkan hati

Apakah kelak engkau tau

Betapa diri ini merindu

Namamu yang selalu kusebut

Disetiap langkah yang kutempuh

Sungguh, aku selalu menanti

Mahukah kau memberikan aku cahaya

Melenyapkan bayang

Untuk membentuk harapan.

17.DESEMBER

By:Muh. Ataya Risqula Saputra

Disaat semua telah pergi

Aku disini selalu menanti

Layaknya mentari di siang hari

Menembus malam tak henti

Selalu ada yang bernyanyi dan berelegi

Semoga ada yang menerangi dari sisi

Menanti seperti pelangi

Menunggu hujan hingga henti

Sampai nanti saat hujan tak lagi

Meneteskan duka ke diri ini

Hingga menyelimuti hari

Aku selalu suka saat hujan turun desember nanti

 

 

18.JALAN DI PAGI HARI

By:Muh. Atur Rahman

Mentari pagi menyapa lembut,

Mengusir malam, mengganti pagi,

Angin berbisik, melambai pelan,

Menyentuh wajah, memberi harapan.

Di jalan setapak penuh dedaunan,

Aku melangkah, penuh harapan,

Mencari arti di balik jejak,

Menggapai mimpi yang terus menjelma.

Langit biru, awan berarak,

Seperti harapan yang terus berlalu,

Dalam pikiran, ada sejuta masalah,

Kemana masalah ini akan bermuara?

Waktu berlalu, takkan terulang,

Setiap detik,ada makna yang hilang,

Namun di sini, aku berjanji,

Akan terus melangkah, tanpa berhenti.

Dengan semangat dan cinta dalam hati,

Aku kan hadapi semua masalah yang ada,

Menyongsong masa depan dengan penuh harapan,

Bahwa impian ini akan nyata.

 

 

19.SEPI DALAM HATI

By:Muh. Atur Rahman

Di sudut sepi, aku termenung,

Mencari jawab yang tak kunjung datang,

Waktu berlalu, tanpa kata,

Hanya sunyi yang setia menemaniku.

Air mata mengalir perlahan,

Membasahi pipi yang dingin,

Entah mengapa rasa ini hadir, hanya membuat hatiku pedih.

Kenangan lama kembali teringat,

Saat senyummu masih ada di hatiku,

Namun kini hanya bayang bayang yang tertinggal,

Meninggalkan luka yang begitu dalam menghantuiku

Aku mencoba untuk melupakan,

Namun rindu ini masih menghantui ku, masih teringat kenangan yang lalu,

Seperti angin yang tak terlihat,

Namun kehadirannya begitu terasa.

Sendiri dalam keramaian,

Hanya kesedihan yang selalu menemani,

Mungkinkah ada pelangi setelah hujan?

Ataukah hanya kelabu yang tersisa?

Dalam hati, ada asa yang tersisa,

Meski hanya kenangan, namun kesedihan yang selalu menemaniku,

Semoga suatu hari nanti,

Cahaya bahagia kembali menyinariku.

 

20.KENANGAN SAHABAT LAMA

Alfikri

Di sudut waktu yang kini jauh,

Ada tawa kita yang masih terdengar,

Menggema di hati tak pernah surut,

Meski jarak memisah,

tak berjumpa.

Kita pernah berbagi cerita,

Tentang mimpi dan rahasia kecil,

Bersama menatap langit senja,

Menyusun harapan di bawah bintang.

Meski waktu dan jarak berlalu,

Sahabat lama tetap abadi di hati,

Kenangan itu menjadi lentera,

Menerangi langkahku di masa kini.

 

 

 

21.SAHABAT SEJATI

Alfikri

Di kala senja mulai merona, Kau hadir membawa cahaya, Dalam canda tawa dan cerita, Kita lalui hari dengan bahagia.

Di bawah langit biru tak bertepi, Kau genggam erat tanganku ini, Saat badai datang menghadang, Kau tetap berdiri, tak pernah hilang.

Sahabat, engkau bagaikan bintang, Dalam gelap kau beri terang, Setia dan tulus tanpa pamrih, Menghiasi hidupku dengan kasih.

 

 

22.Ibu - Nur Amalia

senyuman wanita yang selalu aku dambakan

suara wanita yang selalu ingin aku dengar

wanita yang selalu menjadi tempat pulang ku

wanita paling berharga bagiku

Ibu...

Kadang aku merasa muak

dengan nasihatmu

Aku merasa marah

saat engkau membandingkan aku

Ibu...

Terkadang aku membentakmu

Terkadang aku menyakiti perasaanmu

Aku... selalu tak menyadari kesalahan ku

Tapi ibu...

Engkau harus mengetahui

seberapa besar rasa sayang ku padamu

walau rasa sayang ku tak sebanding

dengan rasa sayangmu padaku

Ibuku...

Duniaku...

Tolong, hiduplah lebih lama di dunia ini

 

 

23.Peran penting - Nur Amalia

Suara hujan deras yang selalu

tertutup dengan tawa hangat sebuah keluarga

pelukan hangat seorang ayah

saat putrinya menangis

Nasihat yang selalu ia sampaikan

dengan lembut

Tawanya yang mengalahkan cerahnya sinar rembulan

Tapi sekarang....

Cerita bersama pun sudah tak ada

seorang putri yang merindukan

hangatnya pelukan seorang ayah saat ia sedih

ayah...

putri kecilmu ini merindukan pelukmu

putrimu merindukan nasihat mu

putrimu ini!

sangat ingin di bujuk saat ia merasa marah

ayah...

mungkin engkau melihat putrimu sudah tumbuh besar

dan tidak butuh peran mu

Tapi...

Engkah harus tau

seberapa besar putrimu ini

dia tetap membutuhkan

pelukan dan peran mu sebagai ayah...

 

 

24.Hari itu - Nur Amalia

hari itu...

kita harus memutuskan

kita akan kemana dan

kita memutuskan untuk berpisah

hari itu...

hari terakhir kita bersama

hari terakhir kita

sebelum sibuk dengan urusan masing-masing

Tidak ada lagi tawa bersama

Tidak ada lagi tawa bersama

Tidak ada lagi bolos bersama

Aku... sangat rindu

rindu hal-hal yang biasa kita lakukan

rindu berbagi makanan

rasa rindu ini...

tak akan pernah bisa di obati

25.ORANG TUAA

by:fatira dwi humaira

ibu.....

Ayah.....

Kau adalah cahaya

Kau adalah pelita

Kau adalah pahlawan

Kau adalah penuntut jalanku

Tanpamu aku tenggelam dilautan yang gelap

Ibu bagaikan cahaya di malam hari

Telah ku pandang wajahnya di waktu tidur

Terdapat sinar yang penuh keridhoan

Terdapat sinar yang penuh kesabaran

Terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang

Terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu

Aku yang selalu menyita perhatian mu

Aku yang selalu menyusahkan mu hingga muncul tangismu

Ibu

Terbuat dari apa hatimu ibu??

Disaat aku membentakmu

Mengapa kau masih saja tersenyum kepadaku

Engkau menderita karena aku

Engkau rela menyembunyikan rasa sakit karena aku

Engkau korbankan segalanya untukku

Hanya do'a yang bisa ku persembahkan untukmu

Hanya tangisku sebagai saksi atas rasa cintaku padamu.....

Hiduplah lebih lama ibu

Ayah sang pahlawan hidupku

Engkau adalah pohon tua yang kokoh

Meski diterpa angin  dan badai,  tak pernah roboh

Engkau adalah bukit yang menjelang tinggi menjadi pelindung dalam segala kondisi

Di balik wajah tegasmu, ada kelembutan yang tersembunyi

Dalam tatapan tajam, ada kasih yang tak terperi

Engkau berbicara dalam tindakan, bukan kata-kata

Setiap tatapannya adalah wujud cinta yang nyata

Tanganmu yang kasar,  penuh dengan peluh perjuangan

Menggenggam dunia, membentuk masa depan dengan keteguhan

Engkau adalah pelita di kala gelap

Penuntut di kala sesat

Meski jarang berkata cinta, setiap tindakmu selalu tepat

Dalam diam, engkau mengajarkan ku keberanian dan ketegaran

Bahwa hidup adalah perjuangan tanpa henti,  tanpa kepastian

Ayah

Tunjukkan lelahmu pada ku

Tunjukkan masalahmu pada ku

Tunjukkan tangismu ayah...

Aku masih seperti putri kecilmu

Yang dulu kau manjakan setiap waktu

Aku tidak tau bagaimana hidupku jika tak ada ayah

Mungkin sudah di terpa kehidupan

Ayah... Ibu.... Tolong selalu lah berada di dekatku

Manjakanlah aku seperti bayi yang kau rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang

Rasa cinta dan kasih sayangku sulit untuk diungkapkan lewat kata

Hanya aku mencintaimu ayah...ibuu....

 

26.DIRIKU SENDIRI

by:fatira dwi humaira

Aku, seperti angin yang berdansa

Mengisi ruang tak terlihat dengan kehadiran

Di setiap hembusan, ada petunjuk baru

Setiap aroma bunga yang mengusik ingatanku

Di ruang batin yang sunyi

Ku temukan jejak langkah hidupku

Di antara kepingan waktu  yang terluka

Melintasi jalan-jalan yang berliku

Di dalam mati yang bertanya

Terbentang dunia misteri yang tak terucapkan

Dalam setiap detik keberanian

Kuasa kehidupan mengalir melalui nadiku

Aku,  seperti aliran sungai yang menelusuri tanah

Mengalir mengikuti arus takdir yang tak terduga

Di setiap tikungan, tersembunyi rahasia kehidupan

Seperti gemerlap bintang malam yang mempesona

Di bawa langit yang luas dan biru

Aku menemukan keberanian untuk terbang tinggi

Menjadi diri sendiri,  dengan segala keunikan

Merangkai mimpi di atas jalan yang terbentang panjang

 

27.Judul:penggali kubur

Karya:rehan

di sinilah aku bertahan

di antara kembang gugur dan marmer itali

memaklumi jangat yang terbakar matahari

 

Kedua lenganku telah sama tua

dengan hapalan pertama seorang pendoa

Sebagaimana doa-doa itu memanjang ke langit

lenganku pun terbiasa memanjang ke bumi

memisahkan batu dari tanah

memecahkan segala yang tak terpisah

Dengan gerak tubuhku sendiri

dengan peluh milik jiwaku sendiri

kuciptakan konstelasi baru

kukarang semesta lainnya

dari delapan buah sudut yang sederhana

Istirahatku hanya mata

yang sesekali kupejamkan

bagai seorang penyanyi opera

ketika nada-nada yang rendah dan berat

melampaui menara hitam hasrat

dan menyentuh pusat jantungnya yang murung

Kadangkala kesunyian ini

membuatku berkhayal jadi seorang raja

atas negeri yang tak pernah dijajah, kaum

yang tidak menyerbu, wilayah yang dipertahankan

tanpa para pemanah dan tembok-tembok perbatasan

Tamuku bukanlah kaisar-kaisar asing

dalam ragam warna, bentuk, dan bahasa

bukan pula para utusan

pewarta kabar, bujuk, atau ancaman

Tamuku adalah orang-orang berjubah duka

bicara dalam bahasa duka

Dan manakala orang-orang itu pergi

kupandangi punggung mereka

sampai tak terlihat lagi, tahu

ia yang tak meninggalkan jejak kaki

berkisar di antaranya.

 

28.DIA

Adriyan Dwijaya

dipagi hari yang indah nan cerah

rembulan yang semula cantik

diboyong oleh cahaya yang terik

 

rerumputan sekitar di selimuti

oleh embun yang hangat

jalanan yang ramai

diisi oleh bisingnya suara kenalpot

pagi hariku disibukkan dengan

kegiatan menuntut ilmu

disela - sela waktu yang takkunjung berhenti

mataku, tertuju pada dia

dia bagaikan rembulan

yang indah dipandang

bagaikan bunga yang mekar di pagi hari

menerbangkan serbuknya

mataku tak sanggup berkedip

tak rela kehilangan waktu untuk menatap sosoknya

betapah indah ciptaan allah yang satu ini

sungguh dia cantik.

 

29.senyummu, canduku

Adriyan Dwijaya

manis bagai tebu yang melimpah

bagai ladang tak berujung

aku kehabisan kata hanya untuk

mengungkapkan rasa yang ada

mataku tak lepas memandang lekukan senyum

yang terukir di bibirmu

barisan gigi yang rapih

menambah kesan yang tak dapat kulupakan

 

matamu yang juga ikut serta

dalam mengngacak - acak hatiku

matamu tersenyum

mengikuti lekuk bibirmu

senyummu bagaikan ombak di laut lepas

yang menyapu pesisir hatiku

rasanya aku tak kuat

dikala kau tersipu dan tersenyum kepadaku

bagai angin yang entah - beranta

datang dari mana

aku tak bisa melupakan senyum indah milikmu

senyummu membuatku candu.

 

 

 

 

30.Hutan

Fahri

Hutan rimba, hijau nan permai,

Tempat bernaung flora fauna.

Suara gemericik air jernih,

Menyejukkan jiwa yang resah.

Namun kini, hutan terancam,

Oleh ulah manusia yang rakus.

Hutan ditebangi, hewan diburu,

Lingkungan tercemar, alam merana.

Ciptakan langkah kecil untuk menjaga,

Lestarikan flora dan faunanya.

Hutan adalah paru-paru dunia,

Tanpa hutan, hidup semua makhluk tak ada artinya.

 

 

31.Gugurnya Bintang

Nur qalby aulia

Kegagalan, si bintang yang pudar, Menyusuri malam tanpa berkelip, Lantaran angin yang keras dan berat, Memecah asa, membuat hati terluka.

Namun di balik kegelapan yang pekat, Ada cahaya yang tak pernah padam, Meski langkah tergelincir di tengah perjalanan, Arti gagal adalah pelajaran yang mendalam.

Saat puing-puing jatuh dan berserakan, Bangkitlah dengan pelajaran yang diperoleh, Kegagalan bukan akhir dari sebuah cerita, Melainkan awal dari perjalanan yang lebih berarti.

 

Gugurlah bintang, jangan engkau bersedih, Langit malam masih menantikan sinarmu, Karena di setiap jatuh, ada kesempatan, Untuk kembali bersinar lebih terang.

 

 

32.kamu

Karya:rehan

Kamu itu sangat populer di kepalaku.

Bahkan saat aku tidur

Kepalaku tetap disibukkan olehmu.

karena kamu selalu singgah dalam mimpiku tiap tidur.

Gawat! Kamu itu seperti sel aktif di otakku

tak pernah berhenti!

 

33.YANG KU IMPIKAN

Ardiansyah Saputra

Cita-cita ku merupakan pintu semangat

Mengorbankan masa remaja ku Karna aku tau...

Diri sendirilah yang bisa menentukan masa depan ku

Kini perjuangan ku akan menjadi Nyata atau tertunda

Menunggu harinya Menangis atau gembira

Karna aku orang sederhana Yang ingin membahagiakan kedua orang tua

Tanpa menyusahkannya

Tanpa meneteskan air mata

Ooo.. tuhan Aku selalu percaya pada mu

Dengan hati yang teguh Agar aku selalu yakin dan percaya

Bahwa aku bisa lulu menjadi seora.

 

34.HARAPAN ITU PENDERITAAN

Ardiansyah Saputra

Masih saja.hujan tak kunjung pergi

Satu kali seminggu sudah bertemu,tetapi Masih saja Begini

Harapan dan kenyataan Selalu saja berlawanan Menciptakan kesedihan

Bagi orang-orang yang penuh derita

Diratapi hari tiap hari pada musim ini Meski bercucur kering air mata Ikhlas melangkah walau di depan

Tertampang kegagalan yang mengerikan.

Jika waktunya tiba

Akankah musim selanjutnya penuh bahagia?

Belum tentu,

Aku rasa manusia tak pernah Berhenti untuk menderita Karena harapan-harapan itu lah

Yang sebetulnya menjadi sumber air mata bagi mereka.

 

 

35.HUJAN & KENANGAN

Nur Safira

Malam yang sunyi, Rintik hujan merintih

Tetesan-tetesan suci, menciptakan melodi yang sepi Seakan-akan malam itu mempunyai cerita tersendiri

Hujan...

Engkau melambangkan ketenangan

Tetapi juga menjadi teman dalam kesedihan Rintik demi rintik mu mengukir sebuah kenangan

Membuat ku teringat akan perpisahan yang seharusnya terpendam

Langit yang mendung perlahan berbisik

Seolah-olah bertanya "apakah kisah kalian akan berakhir seperti ini?" Bahkan awan sekalipun sadar akan sendunya hati

Sampai-sampai mencurahkan airmata, seperti isak tangis

Sampai di rintik terakhir Cerita ini tak kunjung berubah

Yang tersisa hanya aku, hujan & kenangan.

 

 

36.Istirahat

RAHADIATUL

Saat pertama masuk gerbang, kulihat sejuta harapan Pohon melambai-lambai seakan memanggilku

Angin pun bertiup seakan-akan menyambutku Luasnya lapangan terbentang

Disertai dengan larian kian- kemari

Bilamana bel istirahat tiba

Tidak ada satupun tangan yang termangu ke dagu Semuanya sangat gembira

Suara ramai dan tawa terdengar riang

Dan disertai dengan pohon rindang, angin bertiup Membuat sejuknya hati

 

37.LASKAR KU

Nur Safira

Impian untuk menjadi laskar dihidupmu Ibarat bayangan dibawah purnama

Dalam asaku, aku ingin membalas jasa mu Tetapi, akankah harapan itu terkabul?

Aku yang dipenuhi oleh dosa

Dipertemukan dengan mu yang penuh leluasa

Secara perlahan, engkau mengembalikan martabat ku Yang awalnya hancur lebur seperti butiran debu

Diantara dosa dan asa

Nusa jiwa ini berharap agar kita terus bersama Meskipun dipenuhi oleh banyak bencana Yakinlah, akan ada kata "bahagia" disetiap akhir cerita.

 

38.Langkah di Bawah Langit

Vahry

Di pagi hari yang agak mendung,

Langkahku pelan, tak terlalu tergesa.

Menikmati waktu yang berjalan,

Meski ada tugas menumpuk di kepala.

Di antara gedung sekolah tua,

Ada cerita yang kita tulis bareng.

Tentang tawa, cinta, dan mimpi,

Yang kadang terasa setengah jalan.

Langit sore mulai merona,

Kita duduk sambil berbagi cerita.

Tentang hari-hari yang kadang berat,

Tapi kita tahu, semua ini berharga.

Meski kadang ada yang terasa sulit,

Kita tetap kuat, nggak akan mundur.

Karena di balik setiap tantangan,

Ada masa depan yang kita tuju bersama.

39.Siapakah

RAHADIATUL

Siapakah yang menyiramkan hijau Ketika punuk bukit kembali bersemi

Siapakah yang menumpahkan biru

Ketika ombak berkejaran dengan sunyi

Siapakah yang menggambari langit Dengan kuas sehalus awan pagi

Siapakah yang mengukir udara Dengan pahat selentur jemari.

 

40.SOSOK MU BAGAIKAN SENJA

Nur Safira

Angin berhembus perlahan

Sekawanan burung pulang menuju sarang Suasana senja yang menawan

Membuat hatiku terasa tentram

Warna jingga di ujung cakrawala

Perlahan mengintari dunia yang penuh rahasia Pelita indah yang ku sebut baskara

Akhirnya tergantikan oleh candra

Senja...

Engkau mengingatkan ku kepadanya Pemandangan mu indah seperti sosoknya Sinar mu hangat seperti tatapannya

Dan Suasana mu tenang seperti tuturkatanya

Meskipun senja hanya sementara Rasaku padamu itu kekal selamanya Sekalipun nanti kita harus berpisah

Setidaknya kita pernah mengukir cerita bersama

Kita dan Hari Ini

Muh Dhani Ramadhani

Pagi datang, kita siap berangkat,

Seragam rapi, tas di punggung lekat.

Jalanan menuju sekolah penuh cerita,

Ada tawa, canda, kadang keluhan juga.

Di kelas, kita belajar bareng-bareng,

Ada yang serius, ada yang suka ngelamun.

Tapi di antara semua itu, kita tahu,

Ini semua bagian dari perjalanan yang kita tempuh.

Saat bel istirahat akhirnya berbunyi,

Kita lari ke kantin, mesen es teh manis.

Ngobrolin hal-hal kecil yang buat kita besar,

Karena setiap momen bareng temen, terasa luar biasa.

Sore nanti kita pulang, jalan bareng lagi,

Membawa cerita hari ini di dalam hati.

Esok hari kita bakal ulang semua,

Tapi nggak ada yang bakal terasa sia-sia.

 

41.Di Antara Waktu Sekolah

Muh Dhani Ramadhani

Pagi-pagi kita ketemu lagi,

Dengan seragam dan senyum yang sama.

Langkah kaki menuju sekolah,

Meski mata masih sedikit ngantuk terasa.

Di kelas, kita lewati jam demi jam,

Kadang fokus, kadang malah ngantuk diam-diam.

Tapi kita semua tahu,

Di balik pelajaran, ada cerita yang kita ukir tiap hari.

Saat istirahat, suara tawa terdengar,

Kita ngobrol santai di bawah pohon rindang.

Tentang mimpi-mimpi yang kadang tinggi,

Dan hal-hal kecil yang bikin hari jadi berarti.

Sore tiba, langit mulai gelap,

Kita pulang dengan kenangan di dalam hati.

Besok kita ketemu lagi di sini,

Untuk lanjutin cerita yang nggak akan pernah habis.

KARYA PUISI OLEH SISWA-SISWI SMKN 3 GOWA (Part 1)

1.     TANAH TUMPAH DARAH KU

Ardiansyah Saputra

Aku tak ingin melihat bangsa ku Kalah oleh waktu

Dan aku tak ingin melihat bangsaku

Jatuh dan tenggelam ke dalam kehancuran Kehancuran

Tekad ku yang tinggi

Untuk tanah ini aku rela berkorban

Disaat percaya diriku muncul

Disaat itulah semangatku semakin membara

Selama matahari masih menyinari dunia ini Aku tidak akan berhenti sedetik pun Melindungi dan mempertahankan negeri ini

Walaupun saat aku menyatu dengan tanah negeriku.

2.     DIBALIK KATA MERDEKA

Ardiansyah Saputra

Negeriku, Indonesiaku,

Negeri yang kaya akan rempah-rempah Negeri yang penuh perjuangan dan rintangan Negeri yang penuh pengorbanan

Merdeka, Yang katanya terbebas dari penjajah Para pejuang mati bersimbah darah, Generasi muda yang lupa akan sejarah

Negeri ku yang makmur

Negeri yang katanya tidak di jajah lagi Namun masyarakatnya yang masih tersiksa

Karena para pemimpin yang merampas hak masyarakat.

 

3.     JANJI SANG LANGIT

Ardiansyah Saputra

Berdiri di penghujung hari Menanti hadirnya kembali Berharap langit Kemabli menyapa rindu yang telah lama ku simpan

Langit pernah berjanji Bahwa dia akan kembali Tapi akhirnya dia mengingkari janji Semua berubah menjadi angan Juga harapan yang tak berkesudahan

Lagi-lagi, kelabu nya Mega yang hadir Mengejekku yang kini merenunginya Harusnya aku mulai sadar

Bukan malah menambah sabar Untuk sampaikan rindu yang telah lama ku simpan

 

4.     JUDUL: KEKASIH KU

Kekasih ku

Kau begitu cantik bagaikan malam rembulan Kau begitu indah bagaikan senja Kau begitu mempesona bagaikan aurora

Ketika aku melihat senyumanmu kamu Begitu manis dan cantik Manis senyumanmu membuatku lupa Akan segalanya

Kau yang kuinginkan dalam hidupku, Kau yang akan ku perjuangkan Kau yang akan ku miliki selamanya

PENCIPTA: Muh Raehan A

 

5.     JUDUL:ORANG TUA KU

Orang tua ku

Kau rela bekerja di bawah terik panas matahari,

Hanya untuk menyekolahkan ku,

Agar aku bisa mencapai cita-cita ku

Kau rela membuat ku jauh dari mu

jauh dari saudara ku dan jauh dari kampung halaman ku

Agar aku bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu

Aku hanya bisa mendengar suaramu

Menanyakan kabar mu melalui telepon

Orang tua ku aku rindu padamu

PENCIPTA:Muh Raehan A

 

6.     AWAL PERTEMUAN

teringat satu waktu

Saat aku awal mengenalmu

hanya lambaian dan senyuman

Menjadi cara penghubung

namun perkenalan kita tak begitu lama

mungkin kau akan pergi mengejar cahaya

meninggalkanku dalam gelita

Kosong tak bermaya

aku berharap kita akan bertemu semula

tak tau kapan dimana dan waktunya kapan

Ku hanya ingin kita bersua semula.

PENCIPTA: Faizur Reyhan.

 

7.     AYAH

apa kabar yah?

anakmu sudah tumbuh dewasa setelah melewati jalan yang panjang dan serumit ini yah.

ayah, kadang anakmu ingin kembali kecil lagi.

bukan karena tak terima tumbuh dewasa,

tetapi karena ingin melihat mu kembalii.

melihat hadir mu yang menyapa.

dan melihat hadirmi tanpa pernah ada rindu tak temu yang tercipta.

tapi ayah jangan cemas

kadang kala, anakmu memang tak baik baik saja.

tapi ayah juga tahu kan?

anak mu sekarang jadi benteng tertinggi buat ibuku.

anak sekarang tumbuh lebih tangguh dan berani.

karena anak mu ini percaya,

"meski tak lagi kamu di sampingku, ada ibuku yang selalu ada di samping diri ku, menemani tiap langkahku yang berat."

PENCIPTA: Faizur Reyhan

 

8.     TANAH TUMPAH DARAH KU

Ardiansyah Syaputra

Aku tak ingin melihat bangsa ku Kalah oleh waktu

Dan aku tak ingin melihat bangsaku

Jatuh dan tenggelam ke dalam kehancuran Kehancuran

Tekad ku yang tinggi

Untuk tanah ini aku rela berkorban Disaat percaya diriku muncul

Disaat itulah semangatku semakin membara

Selama matahari masih menyinari dunia ini Aku tidak akan berhenti sedetik pun Melindungi dan mempertahankan negeri ini

Walaupun saat aku menyatu dengan tanah negeriku

 

9.     DIBALIK KATA MERDEKA

Ardiansyah Syaputra

Negeriku, Indonesiaku,

Negeri yang kaya akan rempah-rempah Negeri yang penuh perjuangan dan rintangan Negeri yang penuh pengorbanan

Merdeka,

Yang katanya terbebas dari penjajah Para pejuang mati bersimbah darah, Generasi muda yang lupa akan sejarah

Negeri ku yang makmur

Negeri yang katanya tidak di jajah lagi Namun masyarakatnya yang masih tersiksa

Karena para pemimpin yang merampas hak masyarakat.

10.JANJI SANG LANGIT

Ardiansyah Syaputra

Berdiri di penghujung hari Menanti hadirnya kembali Berharap langit Kemabli

Menyapa rindu yang telah lama ku simpan

Langit pernah berjanji Bahwa dia akan kembali

Tapi akhirnya dia mengingkari janji Semua berubah menjadi angan

Juga harapan yang tak berkesudahan

Lagi-lagi, kelabu nya Mega yang hadir Mengejekku yang kini merenunginya Harusnya aku mulai sadar

Bukan malah menambah sabar

Untuk sampaikan rindu yang telah lama ku simpan

 

11.KEKASIH KU

Kekasih ku

Kau begitu cantik bagaikan malam rembulan

Kau begitu indah bagaikan senja

Kau begitu mempesona bagaikan aurora

Ketika aku melihat senyumanmu kamu

Begitu manis dan cantik

Manis senyumanmu membuatku lupa

Akan segalanya

Kau yang kuinginkan dalam hidupku

Kau yang akan ku perjuangkan

Kau yang akan ku miliki selamanya

PENCIPTA: Muh Raehan A

 

12.ORANG TUA KU

Orang tua ku

Kau rela bekerja di bawah terik panas matahari,

Hanya untuk menyekolahkan ku,

Agar aku bisa mencapai cita-cita ku

Kau rela membuat ku jauh dari mu

jauh dari saudara ku dan jauh dari kampung halaman ku

Agar aku bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu

Aku hanya bisa mendengar suaramu

Menanyakan kabar mu melalui telepon

Orang tua ku aku rindu padamu

PENCIPTA:Muh Raehan A

 

13.AWAL PERTEMUAN

teringat satu waktu

Saat aku awal mengenalmu

hanya lambaian dan senyuman

Menjadi cara penghubung

namun perkenalan kita tak begitu lama

mungkin kau akan pergi mengejar cahaya

meninggalkanku dalam gelita

Kosong tak bermaya

aku berharap kita akan bertemu semula

tak tau kapan dimana dan waktunya kapan

Ku hanya ingin kita bersua semula

PENCIPTA: Faizur Reyhan

 

14.AYAH

apa kabar yah?

anakmu sudah tumbuh dewasa setelah melewati jalan yang panjang dan serumit ini yah.

ayah, kadang anakmu ingin kembali kecil lagi.

bukan karena tak terima tumbuh dewasa,

tetapi karena ingin melihat mu kembalii.

melihat hadir mu yang menyapa.

dan melihat hadirmi tanpa pernah ada rindu tak temu yang tercipta.

tapi ayah jangan cemas

kadang kala, anakmu memang tak baik baik saja.

tapi ayah juga tahu kan?

anak mu sekarang jadi benteng tertinggi buat ibuku.

anak sekarang tumbuh lebih tangguh dan berani.

karena anak mu ini percaya,

"meski tak lagi kamu di sampingku, ada ibuku yang selalu ada di samping diri ku, menemani tiap langkahku yang berat."

PENCIPTA: Faizur Reyhan

 

15.Kereta malam

Fildzah Nazifa Ghassani

Malam ini kota bahkan bermimpi indah

Namun, tubuh yang transparan ini rasanya kan hancur menjadi butiran gelembung

Menghilang di antara butiran cahaya

Tanpa ada yang menyadari

Karena, aku hanyalah hantu.

Kereta malam yang berjalan di laut hitam

Berhenti saat bulan menjadi merah

Tuan serigala yang menunjukkan taringnya bertanya kepadaku

Apa kisahmu sampai di sini saja?

Ku angkat Leher panjang ini

Hanya untuk menatap wajahmu yang tersenyum hangat..

Butiran bintang itu berjatuhan layaknya rintikan meteor..

Malam gelap kembali bercahaya seolah berkata

Aku tidak ingin..Tidak sekarang.

 

Walaupun bunga ingin aku tertidur untuk selamanya

Walaupun suatu saat..

Akal ini akan menghilang ditelan kegelapan

Aku masih ingin ke stasiun selanjutnya.

 

16.Hujan

Fildzah Nazifa Ghassani

Diriku terjatuh dan menghilang di antara hujan

Tanam kasih yang terlupakan

Di antara matahari dan pelangi yang dinantikan

Aku adalah hujan...

Jika aku adalah hujan

Kuharap diri ini tidak akan menyakitimu

Jika aku adalah awan

Kuharap diri ini tidak menjadi awan kelabu mu

Aku hujan yang menyakiti tanpa menyadari

Yang suatu saat akan menghilang tenggelam di lautan

Jika kehangatan adalah pilihannya

Kuharap aku bisa menjadi matahari mu

 

17.Sahabatku yang jauh

Sahabat ku yang jauh

Biar pun kita terpisah

Terhalang oleh jarak

Bukan berarti memutus persahabatan

Aku tidak akan melupakan mu

 

Sahabatku yang jauh

Jangan lah engkau melupakan aku

Sahabatku, aku mencari sosok mu

Di setiap hari-hari ku

Keseharian ku terasa kurang tanpa kamu disampingku

Aku berharap kita dipertemukan suatu saat nanti

Meskipun dalam waktu yang begitu lama

PENCIPTA: MUH INDIRGA IRSYA PUTRA

 

18.Semangat berpendidikan

Seorang siswa yang mengejar pendidikan

Tidak mengenal lelah dan putus asa

Akan ku lawan rasa malas

Demi masa depan yang cerah

Ku tanam kan semangat di jiwa ku

Semangat berpendidikan

Semangat untuk berpendidikan yang tidak pernah pudar

Segala rintangan akan ku lewati

Saya tidak akan menyia-nyiakan waktu yang

Diberikan tuhan Demi menuntut ilmu yang bermanfaat

Saya akan membuktikan dengan pendidikan Kita akan menuju kesuksesan

PENCIPTA: MUH INDIRGA IRSYA PUTRA

 

19.Irisan Tinta

Fildzah Nazifa Ghassani

Hidup hanyalah irisan tinta pena

Ku rangkai cerita dengan darah

Mengiris detik demi detik

Hingga tetesan tinta terakhir...

Akhir kisah ku ditentukan oleh pena

Yang menusuk hati ini hingga berlubang

Sakit...

Sungguh sakit rasanya

Kata demi kata..

Pertanyaan demi pertanyaan...

Tangan ini mengiris tanpa arah,

Hingga ku tenggelam di lautan hitam

 

Leher ini terlilit benang,

Yang mencekik leherku yang panjang

Sungguh sesak..

Untuk berenang ke depan

Dengan cahaya kecil di lubang hati ini..

Ku ambil lembar demi lembar

Ku robek kertas ini lembar demi lembar

Hingga titisan tinta terakhir.

20.Roda Kehidupan

Karya: Ikhsan putra

Setiap pagi matahari menyapa,

Menghangatkan jiwa yang terlena,

Dalam hiruk pikuk kota yang ramai,

Langkah-langkah kecil mulai bercerita.

Bising klakson dan deru mesin,

Menyatu dalam simfoni kehidupan,

Manusia berlomba mengejar mimpi,

Di jalan yang tak selalu mulus.

Dalam senyum ada rasa letih,

Dalam canda ada asa yang tertunda,

Tapi semangat tak pernah padam,

Karena hidup adalah perjalanan.

Tiap detik adalah anugerah,

Dalam sederhana, bahagia tercipta,

Hari ini kita melangkah bersama,

Mengejar cahaya di ujung sana.

Terkadang, kita tersandung batu,

Namun bangkit adalah pilihan,

Karena di balik awan mendung,

Selalu ada pelangi yang menunggu.

Malam tiba, bintang bercerita,

Tentang harapan yang tak pernah sirna,

Dan kita tertidur dalam doa,

Untuk hari esok yang lebih bermakna.


Rekomendasi Kumpulan Puisi

 

Lembah bertuhan

Karya Ratnawati

 

Kumandang azan terdengar

Terik matahari memekik

Penimba ilmu berjalan kaki

Memasuki lembah tuk mencari ruang berkah

Melirik ke arah depan

Seseorang berjalan menuju panggilan ilahi

Berbaju putih dan berkopiah putih

Seolah memberi isyarat kesucian hati


Tak bergeming juga tak melangkah

Kaki seolah tak berasa

Otak seolah bertengkar dengan keseharian

Tak ada lagi kepercayaan

Semuanya menjelma menjadi tanda tanya

 

Surauku?

Mengapa suram dalam memori

Mengapa tak lagi mengunggah keinginan hati untuk bersimpuh

Hati berlipat bertimpun dengki

Justru tak larut dalam tobat namun sibuk mencari rusa hitam yang hilang

Kesejahteraan Guru

(oleh Saenal masri)

Di setiap pagi, di balik pintu kelas,
Ada senyum hangat yang tak pernah pudar,
Seorang guru menanam mimpi di hati anak-anak,
Di taman ilmu, ia menumbuhkan harapan.

Namun sering kali, langkahnya berat di jalan panjang,
Tak terlihat bayang sejahtera di pelupuk mata,
Gaji tak sebanding dengan cinta yang ia berikan,
Kesejahteraan masih menjadi angan yang jauh.

Di atas papan tulis ia menulis masa depan,
Dengan kapur yang menipis, namun semangat tak padam,
Menyulam kata demi kata menjadi pengetahuan,
Menanam benih kebajikan, di ladang generasi.

Wahai guru, pahlawan tanpa tanda jasa,
Ketulusanmu adalah cahaya di gelap malam,
Kesejahteraan bukan sekadar materi yang cukup,
Namun penghargaan atas jerih payah dan cinta.

Semoga suatu hari, dunia memahami,
Bahwa di balik setiap manusia hebat,
Ada guru yang gigih, berdiri tanpa pamrih,
Mendambakan kesejahteraan yang lebih dari sekadar upah. 

Untukmu guru, yang mengukir masa depan,
Kami berdoa untuk hari yang lebih terang,
Kesejahteraan yang layak, penghargaan yang sejati,
Untuk setiap dedikasi, untuk setiap cinta yang diberi.

Profesi Guru
(oleh Andi Rurisfiani)

Di balik meja kayu dan papan tulis putih,
Ada tangan-tangan lembut yang tak pernah lelah,
Mengajar bukan sekadar memberi ilmu,
Namun membentuk jiwa, menanamkan cita.

Di setiap pagi, saat mentari baru terbit,
Seorang guru berjalan menuju ruang kelas,
Dengan harapan di kantong, dan kasih di hati,
Menjadi pemandu di tengah samudera ilmu.

Profesi ini bukan sekadar pekerjaan,
Ini adalah panggilan dari dalam jiwa,
Untuk membimbing yang muda, merangkai mimpi,
Membuka jendela dunia dengan kata dan angka.

Di antara baris-baris buku dan tatapan penuh ingin tahu,
Guru adalah lilin yang tak pernah padam,
Menerangi jalan meski angin bertiup kencang,
Mengajarkan kebenaran, menanamkan kejujuran.

Di ruang kelas yang sederhana, ia adalah penuntun,
Mengubah kebingungan menjadi pengertian,
Menyulap ragu menjadi percaya,
Mengubah kebodohan menjadi pengetahuan.

Profesi guru adalah profesi yang abadi,
Tak terikat waktu, tak terbatas ruang,
Menghidupkan harapan, mengangkat impian,
Di hati setiap anak yang ia tuntun perlahan.

Untukmu, guru, yang tak kenal lelah,
Jasa dan baktimu takkan pernah usang,
Engkaulah cahaya di kala gelap,
Engkaulah pembangun bangsa di atas panggung zaman.

 

 Siswa Zaman Now

(oleh Fathanan Syamsuddin)

Di era digital, di zaman yang serba cepat,
Layar menjadi buku, ponsel jadi pena,
Siswa zaman now mengembara di dunia maya,
Mencari pengetahuan, mengejar cita-cita.

Tak lagi hanya duduk di kelas dan mendengar,
Mereka belajar dari video, podcast, dan webinar,
Teknologi jadi guru kedua,
Membuka cakrawala baru, seluas angkasa.

Namun di balik semua kecanggihan dan kemudahan,
Terselip tantangan yang tak bisa diabaikan,
Terjaga dari derasnya informasi tak terkendali,
Berjuang membedakan mana fakta, mana ilusi.

Siswa zaman now adalah pemimpi yang berani,
Berpikir kritis, tak takut bertanya,
Mereka bicara tentang perubahan iklim dan hak asasi,
Memahami dunia dengan sudut pandang yang beragam.

Mereka tumbuh di tengah gempuran media,
Menghadapi tantangan yang berbeda dari masa lalu,
Mengasah kreativitas di tengah tantangan,
Menempa diri dengan inovasi tanpa batas.

Tetapi, jangan lupa, siswa zaman now,
Bahwa belajar bukan hanya tentang teknologi,
Namun juga tentang hati yang terbuka,
Tentang empati, dan menghargai sesama.

Kalian adalah penerus, generasi yang kuat,
Yang akan membangun masa depan dengan gagasan cemerlang,
Jadilah pembelajar yang tak kenal lelah,
Siswa zaman now, dengan semangat yang menyala.

 

 

Pendidikan Indonesia

(oleh Chaerati Puspita Sari)

Di tanah subur Nusantara yang luas,
Tumbuh tunas-tunas muda dengan harapan,
Pendidikan adalah cahaya di gelap malam,
Pelita yang menuntun menuju masa depan.

Di sekolah-sekolah pelosok hingga kota besar,
Anak-anak bangsa belajar merangkai mimpi,
Di antara buku yang usang dan dinding yang retak,
Ada tekad yang kokoh, semangat yang tak pernah patah.

Namun, pendidikan Indonesia masih berjuang,
Menghadapi ketimpangan di setiap jengkal tanah,
Ada sekolah yang megah dengan segala fasilitas,
Dan ada yang beratap bocor, berdinding rapuh tanpa daya.

Di ruang kelas yang beraneka rupa,
Gurulah pahlawan tanpa tanda jasa,
Mengukir pengetahuan di hati setiap murid,
Dengan keterbatasan, tetap memberi tanpa pamrih.

Pendidikan Indonesia adalah mimpi yang terus diperjuangkan,
Mengatasi segala rintangan yang menghadang,
Membuka jalan bagi setiap anak negeri,
Agar kelak mereka berdiri tegak di kancah dunia.

Mari kita bangun bersama, mimpi yang tertunda,
Agar pendidikan bukan lagi soal siapa dan di mana,
Namun menjadi hak bagi setiap anak yang lahir di tanah air,
Demi Indonesia yang maju, cerdas, dan berdaulat.

Pendidikan Indonesia adalah tanggung jawab kita semua,
Menghidupkan harapan di setiap dada,
Membangun negeri dari sudut yang paling kecil,
Menuju cahaya gemilang di ufuk yang lebih adil.

 

 Kampusku Tercinta

(oleh Alif Muhammad Sidiq)

Di tengah bukit dan sawah yang menghijau,
Kampusku berdiri tegak dengan megah,
Menjadi rumah bagi ribuan mimpi,
Tempat di mana ilmu dan cita-cita bersua.

Di setiap sudut ruang dan lorong panjang,
Ada jejak langkah para pejuang ilmu,
Di balik pintu kelas dan bangku-bangku tua,
Ada cerita perjuangan yang tak pernah pudar.

Kampusku, engkaulah saksi dari semangat kami,
Di sinilah kami belajar tentang hidup dan makna,
Mencari pengetahuan di setiap buku dan diskusi,
Menggali pengalaman dalam tawa dan air mata.

Gedung-gedungmu mungkin tak selalu megah,
Namun jiwa yang kau bentuk, kuat tak tergoyahkan,
Dari ruang seminar hingga lapangan terbuka,
Engkau tanamkan kebersamaan yang tiada duanya.

Kampusku, engkaulah taman bagi mimpi-mimpi besar,
Di mana kami belajar bukan hanya dari dosen,
Namun juga dari teman, dan kehidupan sehari-hari,
Menempa diri di bawah bendera persatuan.

Di sini kami diajarkan untuk berdiri teguh,
Menempa karakter, memperkaya wawasan,
Melihat dunia dengan mata yang terbuka,
Dan memahami bahwa ilmu adalah jembatan perubahan.

Kampusku, engkaulah sumber inspirasi abadi,
Di bawah langitmu, kami terus berusaha,
Mengejar harapan dan menantang rintangan,
Dengan keyakinan, kami akan membuatmu bangga.

Untukmu, kampusku tercinta,
Kami akan melangkah dengan penuh cinta,
Membawa nama baikmu di setiap tapak jalan,
Karena di sinilah, semua mimpi bermula.

 

 Jasa Guru

(oleh Nur Hasriawanda Ummy Haris)

Di balik papan tulis yang penuh coretan,
Dan di antara buku-buku yang mulai pudar,
Ada seorang guru dengan ketulusan hati,
Mengajarkan kebaikan, ilmu, dan arti.

Hari demi hari ia hadir dengan senyum,
Meski lelah kadang mengintai di sudut matanya,
Ia membimbing kami, menuntun tanpa ragu,
Mengukir masa depan dengan penuh cinta.

Jasa guru tak terukur dengan angka,
Ia adalah cahaya di lorong yang gelap,
Penuntun kami saat langkah terasa berat,
Penghibur kami saat dunia tampak kelabu.

Dengan sabar, ia mengeja kata demi kata,
Mengurai rumus yang sulit, menjelaskan makna,
Menanamkan nilai hidup, menghargai perbedaan,
Menunjukkan jalan untuk menjadi manusia yang bijak.

Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,
Yang mengorbankan waktu untuk masa depan bangsa,
Memberikan sayap kepada kami yang ingin terbang,
Mengajarkan keberanian untuk mengejar mimpi.

Wahai guru, terima kasih atas segala yang engkau beri,
Kami adalah buah dari pohon yang engkau rawat,
Di bawah naunganmu, kami tumbuh menjadi lebih baik,
Dengan ilmu yang engkau tanam, kami menuju dunia yang baru.

Semoga jasa-jasamu selalu dikenang,
Oleh setiap hati yang pernah kau sentuh dengan cinta,
Guru, engkaulah sang pembuka jalan,
Yang menyalakan pelita di tengah kegelapan.

 

 Untuk Sang Dosen

(oleh Nur Fitriani)

Di ruangan kecil dengan dinding penuh buku,
Seorang dosen duduk dengan bijaksana,
Mengurai pengetahuan dari lembaran-lembaran tua,
Menabur ilmu dengan kata dan logika.

Di depan kelas, ia bukan sekadar pengajar,
Namun pemantik pemikiran, pemimpin diskusi,
Membuka cakrawala yang mungkin tersembunyi,
Mengajak kami melihat lebih dalam, lebih jauh lagi.

Dosen, engkau bukan hanya penyampai teori,
Namun penjaga api keingintahuan yang tak pernah mati,
Menginspirasi kami dengan pertanyaan tanpa henti,
Mengajarkan bahwa belajar adalah perjalanan abadi.

Kau berikan lebih dari sekadar materi,
Kau tanamkan nilai, etika, dan integritas diri,
Menuntun kami untuk berpikir kritis dan kreatif,
Menjadi pribadi yang kuat, bijak, dan positif.

Tak jarang kami tersesat di lorong kebingungan,
Namun engkau hadir dengan sabar dan tenang,
Menjelaskan kembali hingga jelas di benak,
Membantu kami menemukan jalan di tengah gelap.

Engkau adalah arsitek masa depan kami,
Membekali kami dengan ilmu dan wawasan,
Menguatkan langkah-langkah kami yang masih ragu,
Agar kami siap menghadapi dunia dengan teguh.

Untukmu, dosen yang setia,
Terima kasih atas segala upaya dan cinta,
Di balik setiap prestasi yang kami raih nanti,
Ada dedikasi yang tak ternilai dari dirimu yang berarti.

Semoga setiap ilmu yang kau ajarkan,
Menjadi cahaya yang tak pernah padam,
Dan setiap jasa yang kau tanamkan,
Tercatat abadi di halaman waktu dan zaman.

Gerakan literasi: siswa berpuisi


 Kumpulan Puisi

Penulis

: Ratnawati

 

: Saenal masri

 

: Andi Rurisfiani

 

: Fathanan Syamsuddin

 

: Chaerati Puspita Sari

 

: Alif Muhammad Sidiq

 

: Nur Hasriawanda UmmyHaris

 

: Nur Fitriani

 

Dengan penuh rasa syukur dan kebanggaan, kami mempersembahkan buku ini yang berjudul "Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi." Buku ini merupakan hasil dari dedikasi dan kerja keras yang telah dilakukan untuk mengangkat dan mempromosikan kekuatan puisi sebagai bagian integral dari gerakan literasi di kalangan siswa.

Di era modern ini, di mana teknologi dan media digital sering kali mendominasi perhatian anak-anak, literasi—terutama dalam bentuk seni tulis seperti puisi—dapat menjadi sarana yang sangat efektif untuk mengembangkan keterampilan berbahasa dan kreativitas. Puisi, dengan kekuatan ekspresif dan kemampuan untuk menyentuh perasaan, adalah salah satu cara yang paling murni dan indah untuk melatih kemampuan berpikir kritis dan kreativitas di kalangan siswa.

"Gerakan Literasi: Siswa Berpuisi" menyajikan berbagai karya puisi yang dihasilkan oleh siswa dari berbagai latar belakang, menunjukkan bahwa suara mereka bukan hanya penting, tetapi juga berharga. Buku ini mengajak pembaca untuk menyelami dunia puisi dari perspektif siswa—mereka yang menulis dengan penuh imajinasi, emosi, dan kejujuran. Setiap puisi dalam buku ini adalah jendela ke dalam pemikiran dan perasaan generasi muda kita, yang sering kali terabaikan namun sangat signifikan.

Dalam buku ini, kami juga menguraikan bagaimana gerakan literasi dapat diperkuat melalui aktivitas menulis puisi. Kami berharap buku ini tidak hanya menginspirasi para siswa untuk lebih berani mengekspresikan diri mereka melalui kata-kata, tetapi juga memberikan panduan kepada pendidik dan orang tua tentang bagaimana mendukung dan memfasilitasi kreativitas literasi di rumah dan di sekolah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua siswa yang telah berkontribusi dengan puisi-puisi mereka yang luar biasa, serta kepada para pendidik dan pembimbing yang telah mendukung mereka dalam perjalanan literasi ini. Semoga buku ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi, serta menyemarakkan gerakan literasi yang mendorong generasi muda kita untuk terus berkreasi dan berinovasi melalui puisi.

Selamat membaca dan menikmati keindahan kata-kata yang ditulis oleh tangan-tangan muda yang penuh potensi ini.

KONTEN
👇👇👇









Pengumuman Hasil Nilai Kelas Sunset English Level 3 dan Level 4 Universitas Al Asyariah Mandar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua. Dengan bangga kami mengumumkan hasil nilai dari peserta kelas...