A.
Meminta Klarifikasi
Dalam
konteks keterampilan berbicara transaksional, meminta klarifikasi adalah kemampuan untuk mengajukan pertanyaan
atau pernyataan yang bertujuan memastikan pemahaman terhadap informasi yang
telah disampaikan. Hal ini menjadi bagian penting dari komunikasi dua arah,
terutama dalam situasi di mana pesan yang diterima belum sepenuhnya jelas atau
dapat menimbulkan kesalahpahaman.
Pentingnya Meminta Klarifikasi
Meminta
klarifikasi adalah langkah esensial untuk memastikan bahwa tujuan komunikasi
tercapai. Menurut Brown (2001), klarifikasi diperlukan ketika pembicara atau
pendengar merasa ada ketidakjelasan dalam pesan, sehingga dapat meminimalkan
potensi kesalahpahaman dan meningkatkan efisiensi komunikasi. Dalam dunia
profesional, kemampuan ini sangat penting, misalnya saat menerima instruksi
kerja, memahami dokumen teknis, atau mengikuti rapat bisnis.
Cara Meminta Klarifikasi
1.
Menggunakan
Pertanyaan Spesifik
Pertanyaan yang spesifik membantu fokus pada
informasi yang kurang jelas. Contohnya, jika seorang kolega berkata, “Kita perlu mempersiapkan laporan
secepatnya,” klarifikasi
dapat diminta dengan pertanyaan seperti, “Kapan tepatnya laporan itu harus diserahkan?” atau “Apakah ada format khusus untuk laporan ini?”
2.
Mengulang
Pernyataan dengan Kata Lain
Teknik ini digunakan untuk memastikan
pemahaman dengan mengulangi pesan menggunakan kata-kata sendiri. Sebagai
contoh, “Jadi, Anda ingin saya
menyelesaikan revisi ini sebelum jam 3 sore, benar?” Hal ini menunjukkan bahwa pendengar aktif
memperhatikan dan ingin memastikan akurasi pesan (Richards, 2008).
3.
Menggunakan
Frasa Klarifikasi Standar
Beberapa frasa standar yang umum digunakan
untuk meminta klarifikasi meliputi:
- “Maaf,
apakah Anda bisa mengulangi bagian tersebut?”
- “Apa
yang Anda maksud dengan...?”
- “Bisakah
Anda menjelaskan lebih detail tentang...?”
4.
Menunjukkan
Kesopanan
Dalam berbicara transaksional, etiket
komunikasi tetap penting, terutama jika meminta klarifikasi dalam situasi
formal. Menggunakan nada sopan dan kata-kata seperti “maaf” atau “tolong” dapat menjaga suasana percakapan tetap
positif dan profesional.
5.
Mengonfirmasi
Informasi
Setelah klarifikasi diberikan, penting untuk
mengonfirmasi bahwa penjelasan tersebut sudah dipahami. Contohnya, “Baik, saya mengerti bahwa langkah berikutnya
adalah mengirimkan revisi ke tim desain sebelum rapat besok pagi.”
Penerapan Meminta Klarifikasi
Kemampuan
meminta klarifikasi sering diterapkan dalam berbagai situasi transaksional,
seperti:
- Layanan
pelanggan:
Pelanggan meminta penjelasan tentang syarat dan ketentuan layanan.
- Rapat
bisnis:
Peserta rapat meminta detail tambahan tentang rencana proyek.
- Interaksi
akademik:
Mahasiswa meminta penjelasan lebih lanjut dari dosen tentang materi
kuliah.