A.
Menjelaskan Hal
Dalam
konteks keterampilan berbicara transaksional, menjelaskan atau mendeskripsikan hal adalah kemampuan untuk menyampaikan
informasi atau gambaran secara jelas, logis, dan terstruktur agar pendengar
dapat memahami detail atau konsep yang disampaikan. Fokusnya adalah memberikan
penjelasan yang relevan dengan kebutuhan interaksi sehingga tujuan komunikasi
tercapai secara efisien.
Ciri Utama dalam Menjelaskan atau Mendeskripsikan Hal
1.
Kejelasan
dan Keterperincian
Pembicara harus mampu menjelaskan informasi
dengan menggunakan detail yang relevan namun tidak berlebihan. Informasi
disampaikan secara eksplisit untuk menghindari ambiguitas. Sebagai contoh, dalam
memberikan arahan, seorang pembicara dapat berkata, “Untuk menuju ruang rapat, silakan belok
kanan di koridor ini, lalu naik ke lantai dua, ruangannya ada di sebelah kiri
dekat pintu darurat.”
2.
Struktur
Logis
Penjelasan atau deskripsi dalam berbicara
transaksional biasanya memiliki struktur yang sistematis, dimulai dari bagian
umum hingga spesifik. Hal ini mempermudah pendengar memahami informasi secara
berurutan. Misalnya, saat menjelaskan penggunaan perangkat, pembicara dapat
memulai dengan deskripsi fungsi umum, diikuti langkah-langkah penggunaannya.
3.
Penggunaan
Bahasa Deskriptif yang Tepat
Bahasa yang digunakan harus sederhana, namun
cukup deskriptif untuk melukiskan situasi, benda, atau konsep. Penggunaan kata
sifat, angka, atau fakta dapat membantu pendengar memahami dengan lebih baik.
Contohnya, "Produk
ini terbuat dari bahan stainless steel, tahan karat, dan memiliki dimensi 25 cm
x 15 cm, sehingga cocok untuk penggunaan di dapur kecil."
4.
Kemampuan
Menyesuaikan Penjelasan dengan Pendengar
Dalam berbicara transaksional, pembicara harus menyesuaikan tingkat detail dan
kompleksitas informasi berdasarkan kebutuhan pendengar. Jika berbicara dengan
orang awam, penjelasan perlu disederhanakan. Sebaliknya, untuk audiens yang
profesional, informasi yang lebih mendalam dapat diberikan (Richards, 2008).
Pentingnya Menjelaskan atau Mendeskripsikan Hal
Kemampuan
menjelaskan atau mendeskripsikan hal sangat penting dalam konteks berbicara
transaksional karena berfungsi untuk memastikan komunikasi berjalan efisien.
Hal ini berlaku di berbagai situasi, seperti menjelaskan prosedur kerja kepada
rekan tim, mendeskripsikan produk kepada pelanggan, atau memberi arahan kepada
seseorang. Penjelasan yang kurang jelas dapat menyebabkan kesalahpahaman,
penundaan, atau bahkan kegagalan dalam menyelesaikan tugas.
Menurut
Thornbury (2005), penguasaan keterampilan ini dapat dilatih melalui simulasi
situasi nyata, seperti presentasi kerja, diskusi kelompok, atau role-playing.
Dengan demikian, pembicara dapat mengembangkan kemampuan untuk memberikan
penjelasan yang efektif, relevan, dan menarik.
Fokus
pada Tata Bahasa Indonesia: Cara Mendeskripsikan atau Menjelaskan Hal dalam
Keterampilan Berbicara Transaksional
Dalam
keterampilan berbicara transaksional, kemampuan mendeskripsikan atau menjelaskan
sesuatu dengan jelas sangat penting. Tata bahasa (grammar) menjadi elemen kunci
untuk memastikan informasi disampaikan secara terstruktur, mudah dipahami, dan
sesuai konteks. Berikut adalah elemen tata bahasa yang perlu diperhatikan:
1. Penggunaan
Kalimat Deklaratif
Kalimat
deklaratif digunakan untuk memberikan informasi atau penjelasan secara
langsung. Kalimat ini harus jelas, singkat, dan relevan dengan tujuan
pembicaraan.
·
Pola
Dasar S-P-O-K:
Subjek - Predikat - Objek - Keterangan adalah struktur utama dalam bahasa
Indonesia.
- Contoh: Saya menjelaskan prosedur ini dengan
hati-hati.
- Contoh lain: Produk ini memiliki fitur canggih yang
sangat berguna.
·
Pemilihan
Kata Kerja Aktif dan Pasif:
- Kalimat aktif: Tim kami sudah menyelesaikan proyek
ini.
- Kalimat pasif: Proyek ini sudah diselesaikan oleh tim
kami.
Pilih sesuai dengan fokus informasi yang ingin disampaikan.
2. Penggunaan
Kata Benda dan Frasa Nomina
Dalam
mendeskripsikan, kata benda sering menjadi inti informasi.
·
Penggunaan
Frasa Nomina (Kata Benda yang Diperluas):
- Contoh sederhana: Buku ini menarik.
- Contoh deskripsi: Buku ini berisi panduan praktis tentang
manajemen waktu.
·
Penggunaan
Kata Sifat untuk Memperjelas Deskripsi:
Gunakan kata sifat seperti besar,
kecil, indah, mahal, canggih untuk menambahkan
detail.
- Contoh: Rumah ini memiliki taman yang luas dan
indah.
3. Penggunaan
Kata Penghubung
Kata
penghubung (konjungsi) membantu menghubungkan ide-ide dalam penjelasan sehingga
terasa logis dan terstruktur.
·
Konjungsi
Penambahan: dan, juga, selain itu, serta
- Contoh: Produk ini mudah digunakan dan sangat
tahan lama.
·
Konjungsi
Perbandingan: tetapi, namun, sedangkan, sementara
- Contoh: Harganya cukup mahal, tetapi
kualitasnya sebanding.
·
Konjungsi
Sebab-Akibat: karena, sehingga, oleh karena itu
- Contoh: Barang ini populer karena memiliki
kualitas unggul.
4. Penggunaan Kalimat Penjelasan dengan “Adalah” dan “Merupakan”
Kata
“adalah” dan “merupakan” sering digunakan dalam mendefinisikan atau menjelaskan
sesuatu.
- Contoh:
- Teknologi ini adalah solusi untuk
meningkatkan efisiensi kerja.
- Sistem ini merupakan inovasi terbaru
dalam dunia pendidikan.
5. Penggunaan
Kata Ganti untuk Kejelasan
Kata ganti
seperti ini, itu, tersebut berguna untuk mengacu pada hal yang sudah
dibicarakan.
- Contoh:
- Produk ini dirancang untuk kebutuhan
profesional.
- Fitur tersebut memungkinkan pengguna
bekerja lebih cepat.
6. Penggunaan
Kata Kerja Mental dan Relasional
Kata kerja
mental seperti menjelaskan,
mendeskripsikan, memahami digunakan
dalam proses berbicara transaksional. Kata kerja relasional seperti adalah, menjadi, memiliki membantu menjelaskan hubungan atau sifat
suatu hal.
- Contoh:
- Kami menjelaskan prosedur ini secara
rinci.
- Kota ini memiliki keindahan alam yang
luar biasa.
7. Penggunaan
Kalimat Perincian
Untuk
memperjelas penjelasan, gunakan kalimat perincian atau elaborasi.
- Contoh:
- Laptop ini dilengkapi dengan prosesor
Intel Core i7, RAM 16GB, dan kapasitas penyimpanan 512GB.
- Fasilitas yang tersedia mencakup kolam
renang, ruang olahraga, dan taman bermain anak.
8. Penggunaan Intonasi
dalam Berbicara
Walaupun
intonasi bukan bagian tata bahasa tertulis, dalam berbicara transaksional,
intonasi yang jelas pada bagian penting (subjek, predikat, atau keterangan)
akan membantu pendengar memahami maksud lebih baik.
Keterampilan
berbicara transaksional yang baik membutuhkan penguasaan tata bahasa Indonesia
yang tepat. Struktur kalimat yang logis, pemilihan kata yang relevan, dan
penggunaan kata penghubung yang efektif akan membantu pembicara menyampaikan
maksud secara jelas dan profesional. Latihan berbicara dengan fokus pada elemen
tata bahasa ini akan meningkatkan kemampuan komunikasi dalam situasi
transaksional.
Contoh
Deskriptif
Pantai Parangtritis di Yogyakarta memancarkan
keindahan yang memukau setiap pengunjungnya. Pasirnya yang berwarna kehitaman
membentang luas sejauh mata memandang, berpadu indah dengan deburan ombak yang
tiada henti menerpa bibir pantai. Di kejauhan, terlihat perahu-perahu kecil
nelayan yang seolah melayang di atas garis cakrawala, menambah kesan damai dan
eksotis. Angin laut yang sejuk berembus lembut, membawa aroma khas laut yang
menenangkan. Saat matahari terbenam, langit berubah menjadi kanvas oranye
keemasan, menciptakan panorama yang begitu memesona. Suara burung camar yang
berterbangan di atas lautan seakan menjadi irama pelengkap keindahan alam ini.
Pantai ini benar-benar menjadi tempat yang sempurna untuk melepas penat dan
menikmati ketenangan.
Paragraf ini
menggunakan deskripsi rinci untuk menciptakan gambaran visual yang hidup dan
menggambarkan suasana Pantai Parangtritis.
Contoh
Paragraf Deskriptif dengan Analisis Tatabahasa
Paragraf Deskriptif
Taman Kota yang terletak di pusat kota ini menjadi oasis hijau di tengah
hiruk pikuk lalu lintas. Hamparan rumput yang terawat rapi tampak segar dengan warna
hijau yang menyejukkan mata. Pohon-pohon besar berjajar di sepanjang jalan
setapak, memberikan keteduhan alami bagi para pengunjung. Bangku-bangku taman
yang berwarna cokelat tua tersusun rapi di beberapa sudut, mengundang siapa
saja untuk duduk dan menikmati suasana. Bunga-bunga warna-warni menghiasi
taman, mulai dari merah, kuning, hingga ungu, menambah keindahan tempat ini. Di
tengah taman, terdapat kolam kecil dengan air mancur yang memancarkan bunyi
gemericik air, menciptakan suasana damai yang menenangkan.
Analisis
Tatabahasa
- Kalimat Deklaratif
- Hampir seluruh kalimat dalam
paragraf ini adalah kalimat deklaratif, yang digunakan untuk memberikan
informasi deskriptif secara faktual.
- Contoh:
Taman Kota yang terletak di pusat kota ini menjadi oasis hijau di
tengah hiruk pikuk lalu lintas.
- Analisis:
Kalimat ini memberikan informasi tentang lokasi dan fungsi taman dengan
menggunakan struktur S-P-O-K.
- Penggunaan Frasa Nomina
- Paragraf ini banyak
menggunakan frasa nomina untuk mendeskripsikan objek.
- Contoh:
Hamparan rumput yang terawat rapi, bangku-bangku taman yang
berwarna cokelat tua, bunga-bunga warna-warni.
- Analisis:
Frasa ini memperkaya detail deskripsi dengan menggunakan atribut seperti
yang terawat rapi atau yang berwarna cokelat tua.
- Kata Sifat untuk Memberikan
Detail
- Kata sifat digunakan untuk
menggambarkan objek lebih rinci.
- Contoh:
hijau, besar, rapi, kecil, damai.
- Analisis:
Kata sifat ini memberikan warna emosional pada deskripsi sehingga
pembaca dapat membayangkan suasana taman secara lebih jelas.
- Penggunaan Kata Keterangan
- Kata keterangan digunakan
untuk memberikan penjelasan tambahan terkait lokasi atau kondisi.
- Contoh:
di tengah hiruk pikuk lalu lintas, di sepanjang jalan setapak,
di tengah taman.
- Analisis:
Kata keterangan tempat ini membantu menjelaskan posisi elemen-elemen
dalam taman.
- Penggunaan Kata Kerja Statis
dan Dinamis
- Kata kerja statis digunakan
untuk mendeskripsikan keadaan atau situasi.
- Contoh:
menjadi, tampak, terdapat.
- Kata kerja dinamis digunakan
untuk menggambarkan aktivitas.
- Contoh:
memberikan keteduhan, mengundang, memancarkan.
- Analisis:
Penggunaan kedua jenis kata kerja ini seimbang, sehingga deskripsi
terasa hidup tetapi tetap informatif.
- Kata Penghubung
- Kata penghubung digunakan
untuk menghubungkan ide-ide deskriptif.
- Contoh:
dan, hingga, yang, di sepanjang.
- Analisis:
Kata penghubung ini menciptakan aliran yang logis dan koheren dalam
paragraf, membantu pembaca memahami hubungan antara elemen-elemen taman.