Keterampilan berbicara transaksional adalah kemampuan berbicara yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau mencapai tujuan tertentu dalam suatu interaksi. Fokus utama dalam keterampilan ini adalah efisiensi dan kejelasan pesan sehingga lawan bicara dapat memahami maksud pembicara tanpa kebingungan. Berbicara transaksional sering digunakan dalam konteks yang lebih formal atau praktis, seperti memberikan instruksi, bertanya arah, memesan makanan, atau menyelesaikan transaksi bisnis.
Menurut Brown (2001), berbicara transaksional memiliki
sifat yang lebih berorientasi pada penyelesaian tugas daripada hubungan
interpersonal. Oleh karena itu, penggunaan bahasa dalam konteks ini sering kali
langsung ke inti permasalahan dan kurang melibatkan unsur emosi atau estetika
bahasa. Misalnya, seorang karyawan yang memberikan laporan kepada manajernya
akan menggunakan gaya berbicara transaksional untuk menyampaikan informasi
dengan jelas dan efektif.
Ciri utama keterampilan berbicara transaksional
meliputi:
- Tujuan Komunikasi yang Spesifik
Setiap percakapan memiliki tujuan
yang jelas, seperti memberikan informasi atau menyelesaikan suatu permasalahan.
Kejelasan ini membuat pembicaraan menjadi fokus dan terarah (Richards, 2008).
- Penggunaan Bahasa yang Jelas dan Tepat
Bahasa yang digunakan biasanya
lugas, tidak berbelit-belit, dan menghindari ambiguitas. Penggunaan istilah
teknis atau formal sering ditemukan, tergantung pada konteks percakapan
(Harmer, 2007).
- Struktur Logis
Percakapan transaksional sering
memiliki struktur yang sistematis, dimulai dengan pengenalan topik, penyampaian
inti pesan, dan diakhiri dengan konfirmasi atau tindak lanjut. Struktur ini
membantu memastikan pesan dipahami dengan benar.
Keterampilan berbicara transaksional penting dalam
berbagai bidang, terutama di dunia kerja dan pendidikan. Kemampuan ini membantu
seseorang berkomunikasi dengan efektif dalam situasi formal, seperti
presentasi, negosiasi, atau wawancara. Menurut Thornbury (2005), pengembangan
keterampilan ini dapat dilakukan melalui simulasi tugas atau role-playing, di
mana pembelajar dilatih untuk merespons situasi nyata secara terstruktur dan
efisien.