Pengantar Sintaksis

Oleh : Aco Nasir, S.Pd.I., M.Pd 

Sintaksis adalah cabang dari linguistik yang mempelajari aturan-aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun untuk membentuk frasa, klausa, dan kalimat dalam suatu bahasa. Dalam bahasa Indonesia, sintaksis berperan penting dalam membantu kita memahami struktur dan tata cara penyusunan kalimat yang benar sehingga pesan yang disampaikan dapat dimengerti dengan jelas.

Pengertian Sintaksis: Sintaksis berasal dari bahasa Yunani, "syn" yang berarti bersama-sama, dan "taxis" yang berarti pengaturan. Dalam konteks linguistik, sintaksis merujuk pada studi tentang cara kata-kata digabungkan untuk membentuk unit-unit yang lebih besar seperti frasa dan kalimat. Sintaksis berbeda dengan morfologi, yang mempelajari struktur internal kata.

Fungsi Sintaksis:

o    Memahami Struktur Kalimat: Sintaksis membantu dalam memahami bagaimana kata-kata disusun dalam suatu kalimat untuk menghasilkan makna yang diinginkan.

o    Menghindari Ambiguitas: Dengan aturan sintaksis yang jelas, pendengar atau pembaca dapat menghindari ambiguitas dalam komunikasi. Kalimat yang disusun dengan baik memungkinkan pendengar atau pembaca memahami pesan dengan tepat.

o    Menganalisis Bahasa: Sintaksis juga digunakan dalam menganalisis berbagai bahasa, baik bahasa alami maupun bahasa buatan, untuk memahami kesamaan dan perbedaan struktur tata bahasa di berbagai bahasa tersebut.

Komponen Sintaksis:

o    Kata: Unit terkecil dalam sintaksis yang memiliki makna.

o    Frasa: Gabungan beberapa kata yang membentuk satu kesatuan makna tetapi tidak memiliki subjek dan predikat.

o    Klausa: Gabungan kata yang mengandung subjek dan predikat dan bisa berdiri sendiri sebagai kalimat atau menjadi bagian dari kalimat yang lebih kompleks.

o    Kalimat: Unit terbesar dalam sintaksis yang terdiri dari klausa-klausa dan memiliki makna utuh.

Aturan Sintaksis: Aturan-aturan sintaksis menentukan cara penggabungan kata-kata dalam bahasa tertentu. Contohnya dalam bahasa Indonesia, urutan subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K) sering kali mengikuti pola tertentu, misalnya: "S-P-O-K" (Subjek - Predikat - Objek - Keterangan).

 


Dapakan Selengkapnya 085145459727 Rp. 85.000


Contoh bagan lebih rinci dengan kalimat "Ali membeli buku di toko":








Bagan tersebut menunjukkan bahwa dalam aturan sintaksis bahasa Indonesia, kalimat biasanya mengikuti urutan Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan (K). Subjek adalah pelaku tindakan, Predikat adalah kata kerja yang menggambarkan tindakan, Objek adalah penerima tindakan, dan Keterangan memberikan informasi tambahan tentang tindakan.

Pendekatan dalam Studi Sintaksis:

o   Strukturalisme: Menganalisis struktur kalimat berdasarkan hubungan antara elemen-elemennya. Seperti dalam buku "Course in General Linguistics" oleh Ferdinand de Saussure. Buku ini dianggap sebagai fondasi dari linguistik strukturalis. De Saussure memperkenalkan konsep hubungan antar elemen dalam bahasa dan bagaimana makna berasal dari sistem perbedaan dalam bahasa. Buku ini menjadi dasar bagi banyak analisis struktural dalam sintaksis Saussure, F. de. (1916). "Structuralism and Generative Grammar" oleh Emmon Bach. Artikel ini membahas hubungan antara strukturalisme dan pendekatan generatif dalam sintaks

o   Transformasi Generatif: Dikembangkan oleh Noam Chomsky, pendekatan ini mempelajari aturan transformasi yang memungkinkan kita menghasilkan kalimat yang berbeda dari struktur dasar yang sama. Buku: "Syntactic Structures" oleh Noam Chomsky. Buku ini adalah salah satu karya paling berpengaruh dalam linguistik modern yang memperkenalkan teori transformasi generatif. Chomsky menggambarkan bagaimana kalimat-kalimat dapat dihasilkan melalui transformasi dari struktur dasar Chomsky, N. (1957).

o   Fungsi-fungsional: Menganalisis bagaimana fungsi-fungsi sintaksis berkaitan dengan konteks dan makna dalam komunikasi. Buku: "Functional Syntax" oleh Simon C. Dik.  Buku ini memperkenalkan pendekatan fungsional dalam sintaksis, di mana analisis menekankan hubungan antara struktur kalimat dan fungsi komunikasi Dik, S. C. (1997).

Aplikasi Sintaksis: Sintaksis tidak hanya penting dalam studi linguistik tetapi juga memiliki aplikasi praktis dalam bidang pendidikan bahasa, pengolahan bahasa alami (NLP), penerjemahan otomatis, dan lain-lain.

Dengan memahami dasar-dasar sintaksis, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi secara efektif dan memahami berbagai aspek dari bahasa yang kita gunakan sehari-hari.

Definisi dan Ruang Lingkup Sintaksis

Sintaksis adalah cabang dari linguistik yang mempelajari struktur kalimat dan aturan-aturan yang mengatur bagaimana kata-kata disusun untuk membentuk frasa, klausa, dan kalimat. Sintaksis membantu kita memahami bagaimana elemen-elemen bahasa diorganisir secara struktural untuk membentuk unit-unit yang lebih besar dan bermakna.

Contoh: Kalimat "Anak itu makan apel" terdiri dari subjek (Anak itu), predikat (makan), dan objek (apel). Sintaksis mempelajari bagaimana kata-kata ini diatur untuk membentuk kalimat yang bermakna.

Berikut ini adalah contoh analisis sintaksis kalimat dalam bentuk tabel. Misalkan kita menganalisis kalimat:

"Anak itu sedang makan apel di taman."

Kata

Jenis Kata

Fungsi Sintaksis

Keterangan

Anak

Nomina (N)

Subjek (S)

Pelaku utama dalam kalimat

Itu

Determiner (Det)

Penentu (Det)

Menentukan atau menunjuk subjek

sedang

Adverbia (Adv)

Keterangan waktu (Adv)

Menyatakan waktu aksi sedang berlangsung

makan

Verba (V)

Predikat (P)

Aksi yang dilakukan subjek

apel

Nomina (N)

Objek (O)

Sasaran aksi dalam kalimat

Di

Preposisi (Prep)

Preposisi (Prep)

Menunjukkan lokasi

taman

Nomina (N)

Keterangan tempat (Adv)

Lokasi di mana aksi terjadi

Penjelasan

1.      Anak (Nomina/Subjek):

    • Jenis Kata: Nomina (kata benda) yang berfungsi sebagai subjek dalam kalimat.
    • Fungsi Sintaksis: Subjek (S) yang melakukan aksi.

2.      itu (Determiner/Penentu):

    • Jenis Kata: Determiner yang berfungsi sebagai penentu atau penunjuk untuk nomina.
    • Fungsi Sintaksis: Menentukan atau menunjuk subjek "anak".

3.      sedang (Adverbia/Keterangan waktu):

    • Jenis Kata: Adverbia yang berfungsi sebagai keterangan waktu.
    • Fungsi Sintaksis: Menyatakan bahwa aksi "makan" sedang berlangsung.

4.      makan (Verba/Predikat):

    • Jenis Kata: Verba (kata kerja) yang berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
    • Fungsi Sintaksis: Menyatakan aksi yang dilakukan oleh subjek.

5.      apel (Nomina/Objek):

    • Jenis Kata: Nomina yang berfungsi sebagai objek dalam kalimat.
    • Fungsi Sintaksis: Menyatakan sasaran dari aksi "makan".

6.      di (Preposisi):

    • Jenis Kata: Preposisi yang menunjukkan lokasi.
    • Fungsi Sintaksis: Menunjukkan lokasi di mana aksi "makan" terjadi.

7.      taman (Nomina/Keterangan tempat):

    • Jenis Kata: Nomina yang berfungsi sebagai keterangan tempat.
    • Fungsi Sintaksis: Menyatakan lokasi di mana aksi "makan" dilakukan.

Berikut adalah contoh bagan analisis kalimat menggunakan struktur pohon (tree diagram) untuk kalimat "Anak itu sedang makan apel di taman."



Apel

Penjelasan Bagan

1.      S (Sentence/Kalimat):

    • Kalimat terdiri dari NP (Noun Phrase/Frasa Nomina) sebagai Subjek dan VP (Verb Phrase/Frasa Verba) sebagai Predikat.

2.      NP (Noun Phrase/Frasa Nomina):

    • NP terdiri dari Determiner (Det) "itu" dan Nomina (N) "Anak".

3.      VP (Verb Phrase/Frasa Verba):

    • VP terdiri dari Adverbia Phrase (AdvP) "sedang", Verba (V) "makan", dan Prepositional Phrase (PP) "di taman".

4.      AdvP (Adverbia Phrase/Frasa Adverbia):

    • AdvP terdiri dari satu Adverbia (Adv) "sedang".

5.      PP (Prepositional Phrase/Frasa Preposisi):

    • PP terdiri dari Preposisi (P) "di" dan Noun Phrase (NP) "taman".

6.      NP (Noun Phrase/Frasa Nomina) pada PP:

    • NP terdiri dari Nomina (N) "taman".

Dengan menggunakan bagan analisis kalimat seperti ini, kita dapat melihat hubungan antara elemen-elemen kalimat secara visual dan memahami struktur sintaksis dari kalimat tersebut.

Berikut ini adalah representasi grafis bagan analisis kalimat:

      
 

Visualisasi di atas menunjukkan bagaimana setiap kata dalam kalimat berhubungan satu sama lain untuk membentuk struktur yang bermakna.

Analisis Keseluruhan

Dalam kalimat "Anak itu sedang makan Apel di taman," setiap kata memiliki peran dan fungsi tertentu yang membantu menyusun struktur kalimat yang bermakna. Analisis ini menunjukkan bagaimana elemen-elemen bahasa diorganisir dalam sintaksis untuk membentuk kalimat yang logis dan bermakna.

Batasan dan Fokus Kajian Sintaksis

Batasan Kajian Sintaksis:

Sintaksis adalah cabang linguistik yang memfokuskan kajiannya pada struktur dan aturan pembentukan kalimat, frasa, dan klausa dalam suatu bahasa. Berikut disajikan dua batasan utama dalam kajian sintaksis:

1. Sintaksis Tidak Membahas Makna Kata Secara Individual

  • Fokus Sintaksis: Sintaksis lebih tertarik pada bagaimana kata-kata digabungkan untuk membentuk struktur yang lebih besar dan bagaimana elemen-elemen tersebut berinteraksi satu sama lain dalam sebuah kalimat. Sintaksis mempelajari hubungan gramatikal antara kata-kata, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan.
  • Fokus Semantik: Makna individual kata adalah bidang kajian semantik. Semantik mempelajari bagaimana kata-kata dan frasa mengandung makna dan bagaimana makna tersebut diinterpretasikan oleh penutur bahasa.

Contoh:

  • Dalam kalimat "Anak itu makan apel," sintaksis akan menganalisis struktur kalimat tersebut dengan menunjukkan bahwa "Anak itu" adalah subjek, "makan" adalah predikat, dan "apel" adalah objek.
  • Semantik, di sisi lain, akan menjelaskan makna dari kata "anak," "makan," dan "apel" secara individual, serta bagaimana makna ini berinteraksi dalam konteks kalimat.

2. Sintaksis Tidak Mempelajari Struktur Internal Kata

  • Fokus Sintaksis: Sintaksis bekerja dengan kata-kata yang sudah dibentuk oleh proses morfologis dan mempelajari bagaimana kata-kata tersebut disusun menjadi frasa dan kalimat. Sintaksis tidak masuk ke dalam pembentukan internal kata atau morfem.
  • Fokus Morfologi: Struktur internal kata adalah wilayah kajian morfologi. Morfologi mempelajari bagaimana kata dibentuk dari morfem (unit terkecil dari makna atau fungsi gramatikal), termasuk pembentukan kata-kata baru, perubahan bentuk kata, dan klasifikasi jenis-jenis morfem.

Contoh:

  • Dalam kata "pemakan," morfologi akan mempelajari bagaimana morfem "pe-" (awalan) dan "-an" (akhiran) digabungkan dengan morfem dasar "makan" untuk membentuk kata yang bermakna.
  • Sintaksis akan menggunakan kata "pemakan" dalam analisis struktur kalimat, misalnya dalam kalimat "Pemakan itu sedang makan apel," dengan fokus pada bagaimana "Pemakan itu" sebagai subjek, "sedang makan" sebagai predikat, dan "apel" sebagai objek.

Kesimpulan

Dengan demikian, batasan kajian sintaksis jelas memisahkannya dari semantik dan morfologi:

  • Semantik: Berfokus pada makna kata dan kalimat.
  • Morfologi: Mempelajari struktur internal dan pembentukan kata.
  • Sintaksis: Menganalisis bagaimana kata-kata yang sudah terbentuk diatur dan digabungkan untuk membentuk struktur kalimat yang gramatikal.

Memahami batasan-batasan ini membantu dalam mengklarifikasi fokus dan domain masing-masing cabang linguistik serta memastikan bahwa analisis bahasa dilakukan secara komprehensif dan tepat sesuai dengan bidangnya.

Fokus Kajian Sintaksis:

  • Struktur dan aturan pembentukan frasa dan kalimat.
  • Kategori gramatikal seperti subjek, predikat, objek, keterangan, dll.
  • Hubungan antar elemen dalam kalimat, termasuk hirarki dan keterkaitan.
  • Aturan transformasi seperti pemindahan elemen dalam kalimat (misalnya, dalam kalimat tanya).

Contoh: Analisis kalimat "Kucing itu sedang tidur di atas sofa." Sintaksis akan mengidentifikasi "Kucing itu" sebagai subjek, "sedang tidur" sebagai predikat, dan "di atas sofa" sebagai keterangan tempat.

Hubungan Sintaksis dengan Cabang Linguistik Lainnya

·         Morfologi: Morfologi mempelajari struktur internal kata dan bagaimana kata dibentuk dari morfem. Sintaksis bekerja di tingkat yang lebih tinggi, menggunakan kata-kata yang sudah dibentuk oleh proses morfologis untuk membuat frasa dan kalimat.

Contoh: Morfologi akan mempelajari bagaimana kata "makan" dibentuk dari morfem dasar "makan" dan berbagai imbuhan. Sintaksis akan mempelajari bagaimana kata "makan" digunakan dalam kalimat seperti "Dia makan nasi."

·         Semantik: Semantik mempelajari makna kata dan kalimat. Sintaksis berfokus pada struktur dan aturan, tetapi sering bekerja sama dengan semantik untuk memastikan bahwa struktur tersebut menghasilkan makna yang benar.

Contoh: Sintaksis akan menganalisis struktur kalimat "Anjing itu mengejar kucing." Semantik akan memastikan bahwa kalimat tersebut memiliki makna yang logis dan sesuai dengan harapan berdasarkan pengetahuan dunia nyata.

·         Fonologi dan Fonetik: Fonologi dan fonetik mempelajari suara bahasa dan bagaimana suara dihasilkan dan dipersepsikan. Sintaksis menggunakan unit bunyi yang sudah dipelajari dalam fonologi dan fonetik untuk membentuk kata dan kalimat.

Contoh: Fonologi akan mempelajari bagaimana bunyi /k/ dalam "kucing" dihasilkan. Sintaksis akan melihat bagaimana kata "kucing" digunakan dalam kalimat.

Perbedaan Sintaksis dengan Morfologi dan Semantik

·         Sintaksis vs. Morfologi:

    • Sintaksis mempelajari struktur dan aturan pembentukan frasa dan kalimat dari kata-kata.
    • Morfologi mempelajari struktur internal kata dan bagaimana kata dibentuk dari morfem.

Contoh: Morfologi: "Ber- + kerja = bekerja" (pembentukan kata) Sintaksis: "Dia sedang bekerja di kantor" (pembentukan kalimat)

Contoh Kalimat:

Kalimat: "Anita membaca buku di perpustakaan."

Analisis Sintaksis:

1.      Identifikasi Elemen dalam Kalimat:

    • Subjek (S): Anita
    • Predikat (P): membaca
    • Objek (O): buku
    • Keterangan Tempat (K): di perpustakaan

2.      Struktur Frasa:

    • Frasa Nomina (FN): "Anita"
      • Kata inti (N): Anita
    • Frasa Verba (FV): "membaca buku"
      • Kata inti (V): membaca
      • Objek langsung (O): buku
    • Frasa Preposisional (FP): "di perpustakaan"
      • Preposisi (Prep): di
      • Objek preposisi (N): perpustakaan

3.      Pola Kalimat:

    • S + P + O + K

Kalimat ini mengikuti pola Subjek + Predikat + Objek + Keterangan. Dalam sintaksis bahasa Indonesia, pola ini merupakan struktur kalimat dasar yang menunjukkan siapa yang melakukan tindakan (Subjek), apa yang dilakukan (Predikat), apa yang dikenai tindakan (Objek), dan di mana tindakan itu dilakukan (Keterangan).

4.      Pohon Struktur Kalimat:

        Kalimat
       /     |      \
      S      P      K
      |      |       |
   Anita  membaca    FP
                /     \
              O       Prep
              |         |
             buku   perpustakaan

Penjelasan:

·         Subjek (S): Bagian dari kalimat yang menjadi pelaku tindakan. Dalam kalimat ini, "Anita" adalah subjek yang melakukan tindakan membaca.

·         Predikat (P): Kata kerja atau frasa kerja yang menunjukkan tindakan atau keadaan. Di sini, "membaca" adalah predikat yang menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh subjek.

·         Objek (O): Elemen yang menjadi sasaran atau target dari tindakan yang dilakukan oleh subjek. "Buku" adalah objek dari tindakan membaca.

·         Keterangan (K): Informasi tambahan yang menjelaskan waktu, tempat, cara, atau alasan dari tindakan dalam kalimat. "Di perpustakaan" adalah keterangan tempat yang menjelaskan di mana Anita melakukan tindakan membaca.

Kesimpulan:

Contoh di atas menggambarkan bagaimana sintaksis membantu kita memahami struktur kalimat dengan menganalisis bagaimana kata-kata dan frasa diatur sesuai dengan aturan tata bahasa. Analisis sintaksis tidak hanya penting untuk memahami struktur dasar kalimat tetapi juga untuk menangkap hubungan antara elemen-elemen dalam kalimat yang lebih kompleks.

·         Sintaksis vs. Semantik:

    • Sintaksis mempelajari struktur kalimat tanpa fokus utama pada makna.
    • Semantik mempelajari makna kata dan kalimat, bagaimana kata-kata dan kalimat berhubungan dengan referensi dan interpretasi.

Contoh: Sintaksis: "Anak itu makan roti" (struktur kalimat) Semantik: "Anak itu makan roti" (makna bahwa ada seorang anak yang sedang mengonsumsi roti)

Dengan memahami konsep-konsep dasar ini, kita dapat lebih memahami bagaimana bahasa bekerja dan bagaimana kita dapat menganalisis serta menghasilkan kalimat yang jelas dan bermakna.

Peran Sintaksis dalam Linguistik

Sintaksis memainkan peran yang sangat penting dalam linguistik karena mempelajari bagaimana kata-kata disusun untuk membentuk frasa, klausa, dan kalimat yang bermakna. Berikut adalah beberapa aspek penting dari peran sintaksis dalam linguistik:

1. Pentingnya Sintaksis dalam Struktur Bahasa

  • Sintaksis adalah fondasi dari struktur bahasa karena menentukan bagaimana kata-kata diatur untuk membentuk kalimat yang gramatikal.
  • Tanpa aturan sintaksis yang jelas, kalimat-kalimat dalam suatu bahasa tidak akan memiliki struktur yang konsisten, sehingga sulit untuk dipahami oleh penutur asli maupun pembelajar bahasa.

Contoh: Kalimat "Anak itu makan apel" memiliki struktur yang jelas dengan subjek (Anak itu), predikat (makan), dan objek (apel). Struktur ini mengikuti aturan sintaksis bahasa Indonesia.

2. Sintaksis sebagai Alat Analisis Struktur Kalimat

  • Sintaksis memberikan alat analisis yang memungkinkan linguist untuk memecah kalimat menjadi elemen-elemen penyusunnya dan memahami hubungan antara elemen-elemen tersebut.
  • Analisis sintaksis membantu dalam mengidentifikasi subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat serta bagaimana elemen-elemen ini berinteraksi.

Contoh: Dalam kalimat "Kucing itu tidur di sofa," analisis sintaksis mengidentifikasi "Kucing itu" sebagai subjek, "tidur" sebagai predikat, dan "di sofa" sebagai keterangan tempat.

3. Peran Sintaksis dalam Pembentukan Makna Kalimat

  • Meskipun sintaksis tidak langsung berhubungan dengan makna kata secara individual (itu tugas semantik), struktur sintaksis sangat mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan.
  • Perubahan dalam struktur sintaksis dapat mengubah makna kalimat, meskipun kata-kata yang digunakan tetap sama.

Contoh: Bandingkan kalimat "Anak itu makan apel" dengan "Apel itu makan anak." Meskipun kata-katanya sama, struktur sintaksis yang berbeda menghasilkan makna yang sangat berbeda.

4. Sintaksis dalam Konteks Linguistik Teoretis dan Terapan

  • Linguistik Teoretis: Sintaksis digunakan untuk mengembangkan teori-teori tentang struktur bahasa dan bagaimana bahasa-bahasa di dunia dapat dibandingkan dan diklasifikasikan berdasarkan struktur gramatikal mereka.
  • Linguistik Terapan: Pengetahuan sintaksis digunakan dalam bidang-bidang seperti pengajaran bahasa, penerjemahan, dan pengembangan perangkat lunak pengolah bahasa alami (NLP).

Contoh: Dalam pengajaran bahasa, guru menggunakan prinsip-prinsip sintaksis untuk mengajarkan struktur kalimat yang benar kepada siswa. Dalam NLP, algoritma sintaksis digunakan untuk menganalisis teks dan memproses bahasa alami.

5. Kontribusi Sintaksis dalam Studi Bahasa Lain (Linguistik Komparatif)

  • Sintaksis memungkinkan linguist untuk membandingkan struktur kalimat antara berbagai bahasa dan menemukan kesamaan dan perbedaan di antara mereka.
  • Studi komparatif sintaksis membantu dalam memahami evolusi bahasa dan bagaimana bahasa-bahasa mungkin saling terkait atau dipengaruhi satu sama lain.

Contoh: Studi komparatif antara bahasa Inggris dan bahasa Jepang dapat mengungkap perbedaan signifikan dalam struktur kalimat, seperti urutan kata dan penggunaan partikel. Misalnya, bahasa Inggris menggunakan struktur SVO (Subject-Verb-Object), sedangkan bahasa Jepang menggunakan struktur SOV (Subject-Object-Verb).

Berikut adalah contoh tabel yang menunjukkan perbedaan signifikan dalam struktur kalimat antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, termasuk urutan kata dan penggunaan partikel.

Kategori

Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Struktur Kalimat Umum

SVO (Subject-Verb-Object)

SVO (Subject-Verb-Object)

Contoh Kalimat

The cat eats fish.

Kucing itu makan ikan.

Subjek

The cat (The + cat)

Kucing itu (Kucing + itu)

Predikat (Kata Kerja)

eats (eat + s)

Makan

Objek

Fish

Ikan

Keterangan Waktu

The cat eats fish in the morning.

Kucing itu makan ikan di pagi hari.

Penggunaan Partikel

Tidak menggunakan partikel tertentu

Menggunakan partikel "di" untuk keterangan tempat dan waktu

Keterangan Tempat

The cat eats fish at the market.

Kucing itu makan ikan di pasar.

Kalimat Negatif

The cat does not eat fish.

Kucing itu tidak makan ikan.

Pertanyaan Ya/Tidak

Does the cat eat fish?

Apakah kucing itu makan ikan?

Pertanyaan Informasi

What does the cat eat?

Apa yang dimakan kucing itu?

Posisi Kata Kerja

Verb berada setelah subjek

Verb berada setelah subjek

Penanda Keterangan Tempat/Waktu

Preposisi "in/at" digunakan sebelum keterangan tempat/waktu

Preposisi "di" digunakan sebelum keterangan tempat/waktu

Penjelasan Tabel

1.      Struktur Kalimat Umum:

    • Kedua bahasa menggunakan urutan kata SVO (Subject-Verb-Object).

2.      Contoh Kalimat:

    • Kalimat dasar dalam kedua bahasa memiliki struktur yang sama.

3.      Subjek:

    • Bahasa Inggris: "The cat" terdiri dari determiner "The" dan noun "cat".
    • Bahasa Indonesia: "Kucing itu" terdiri dari noun "Kucing" dan determiner "itu".

4.      Predikat (Kata Kerja):

    • Bahasa Inggris: "eats" menunjukkan kata kerja dengan akhiran "s" untuk subjek orang ketiga tunggal.
    • Bahasa Indonesia: "makan" adalah bentuk dasar kata kerja tanpa konjugasi.

5.      Objek:

    • Kedua bahasa menggunakan objek setelah predikat.

6.      Keterangan Waktu:

    • Bahasa Inggris: Menggunakan preposisi "in" sebelum keterangan waktu.
    • Bahasa Indonesia: Menggunakan preposisi "di" sebelum keterangan waktu.

7.      Penggunaan Partikel:

    • Bahasa Inggris tidak menggunakan partikel khusus untuk keterangan waktu atau tempat.
    • Bahasa Indonesia menggunakan partikel "di" sebelum keterangan tempat dan waktu.

8.      Keterangan Tempat:

    • Bahasa Inggris: Menggunakan preposisi "at" sebelum keterangan tempat.
    • Bahasa Indonesia: Menggunakan preposisi "di" sebelum keterangan tempat.

9.      Kalimat Negatif:

    • Bahasa Inggris: Menggunakan "does not" untuk membuat kalimat negatif.
    • Bahasa Indonesia: Menggunakan "tidak" untuk membuat kalimat negatif.

10.  Pertanyaan Ya/Tidak:

    • Bahasa Inggris: Menggunakan "Does" di awal kalimat untuk membuat pertanyaan ya/tidak.
    • Bahasa Indonesia: Menggunakan "Apakah" di awal kalimat untuk membuat pertanyaan ya/tidak.

11.  Pertanyaan Informasi:

    • Bahasa Inggris: Menggunakan kata tanya "What" di awal kalimat.
    • Bahasa Indonesia: Menggunakan kata tanya "Apa" di awal kalimat.

12.  Posisi Kata Kerja:

    • Kedua bahasa menempatkan kata kerja setelah subjek.

13.  Penanda Keterangan Tempat/Waktu:

    • Bahasa Inggris menggunakan preposisi "in/at" untuk keterangan tempat/waktu.
    • Bahasa Indonesia menggunakan preposisi "di" untuk keterangan tempat/waktu.

Tabel ini menunjukkan beberapa perbedaan dan persamaan dalam struktur kalimat antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, memberikan gambaran umum tentang bagaimana kedua bahasa mengatur elemen-elemen dalam kalimat.

Kesimpulan

Sintaksis adalah komponen kunci dalam studi linguistik yang menyediakan alat untuk menganalisis, memahami, dan membandingkan struktur kalimat dalam berbagai bahasa. Dengan memahami sintaksis, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan keindahan dari berbagai bahasa di dunia serta menerapkan pengetahuan ini dalam berbagai konteks praktis dan teoretis.

Daftar Mater

👇👇👇👇

Komentar

Postingan Populer